Berita Terbaru

02 Nov 2009

Tinjauan Sepekan Pasaran Komoditi Internasional

Tinjauan Sepekan Pasaran Komoditi Internasional


Data pemerintah menunjukkan bahwa AS berhasil keluar dari lingkaran resesi pada kuartal ke-3 menyusul bangkitnya Perancis, Jerman dan Jepang dari krisis ekonomi terburuk sejak 1930-an.

 

Banyak analis menyimpulkan bahwa pertumbuhan positif yang terjadi di AaS hanya didorong oleh langlah-langkah luarbiasa pemerintah dalam bentuk paket stimulus yang pada akhirnya akan habis.

 

Perkembangan pasaran beberapa komoditi utama di pasar internasional pekan lalu, dapat disimpulkan sebagai berikut:

 

KA R E T

 

Pasaran: Reli. Karet fisik Asia umumnya menguat seiring dengan langkah penjual yang menawarkan harga tinggi di tengah meningkatnya optimisme terhadap permintaan menyusul pertumbuhan positif di AS.

 

Pasar selama ini mendapat dukungan dari pembelian yang konsisten oleh pihak China dan pasokan ketat dari negara-negara produsen, termasuk Thailand, penghasil karet terbesar dunia.

 

Sementara pembeli dari China enggan melakukan transasksi pada harga saat ini yang sudah tinggi.

 

"Pihak China menunggu sampai harga turun. Masalahnya, sampai berapa lama mereka bisa menunggu,"kata manager pada sebuah perusahaan perdagangan Jepang.

Di Tokio, kontrak benchmark Maret 2010 tercatat 234,00 yen/kg, naik dari 233,70 sepekan sebelumnya.

Di Singapura, TSR-20 November ditutup 236,50 US Sen/kg, naik dari 234,00 sepekan sebelumnya .

 

Di Thailand, STR-20 untuk November tercatat $2,40/kg.

Di Malaysia, SMR-20 untuk November ditutup $2,38/kg, naik dari $2,32 sepekan sebelumnya.

 

Di Indonesia, harga bertahan di tengah ekspektasi meningkatnya permintaan dengan mulai pemulihan ekonomi di AS, pasar karet alam Indonesia utama.

Produksi bahan baku sudah normal. Harga berkisar Rp.19.000/kg di Sumut.

 

SIR-20 ex Belawan diperdagangkan 96,75 sen AS/lb untuk Desember oleh seorang eksportir di Medan. Tapi di pasaran luar tercatat setinggi 107 sen AS/lb untuk November dan Desember.

 

K O P I

 

Pasaran: Menguat. Harga masih mampu mencatat kenaikan dengan dukungan semangat baru yang ditiupkan oleh keprcayaan bahwa permintaan akan terus meningkat.

 

Optimisme pasar semakin berkibar Kamis lalu ketika angka PDB AS yang diumumkan secara resmi ternyata di atas perkiraan sebelumnya.

 

Di London, kontrak Robusta Januari 2010 ditutup $1.451 per ton Jum’at, naik dari $1.427 sepekan sebelumnya.

 

Di New York, kontrak Arabica Desember ditutup 137,50 sen/lb, naik dari 137,00 sepekan sebelumnya

 

K A K A O

 

Pasaran: Melemah. Harga merosot setelah melambung ke tingkat tertinggi dalam 24 tahun terakhir dua pekan lalu akibat prospek panen buruk di Pantai Gading.

Analis mengatakan bahwa banyak pelaku pasar membukukan keuntungan yang ada seiring dengan jatuhnya dolar.

 

Pelaku pasar menunggu arah pergerakan dolar yang akan dijadikan dasar untuk melihat arah pasar pekan ini.

 

Jika mata uang AS itu kembali melemah, ada harapan harga akan kembali menguat.

London, kontrak Desember ditutup 2.134 pound sterling per ton Jum’at, jatuh dari 2.184 pound sterling sepekan lalu.

 

Di New York, kontrak Desember ditutup $3.333, per ton, dari dari $3.395 sepekan sebelumnya.

 

G U L A

 

Pasaran: Tergelincir. Harga terus melemah setelah baru-baru ini sempat mencapai puncak tertinggi dalam 28 tahun terakhir.

 

Pelemahan kali ini masih dianggap wajar mengingat kenaikan yang cukup tinggi beberapa waktu lalu.

 

Ke depan, prospek masih cerah dengan sejumlah negara yang dilanda kekurangan gula.

India diperkirakan akan segera mencapai kesepakatan untuk mengimpor 2 juta tion gula mentah.

 

Pakistan, Bangladesh dan Indonesia juga diperkirakan akan membuka pintu impor untuk mengatasi defisit dalam negeri.

 

Di London, kontrak gula putih Maret ditutup 584,30 pound per ton Jum’at, tergerus dari 595,00 sepekan sebelumnya.

 

Di New York, kontrak gula mentah Maret 2010  ditutup 22,65 sen/lb, turun dari 23,02 sepekan sebelumnya.

 

 

MINYAK MENTAH

 

Pasaran: Jatuh. Aksi ambil untung menghempas pasaran minyak dan sekaligus merefleksikan kemerosotan bursa saham, setelah kedua pasar itu sempat menguat menyusul keberhasilan ekonomi AS keluar dari resesi.

 

"Harga minyak jatuh di bawah $80 per barel akibat profit-taking, menyusul kenaikan mengesankan sebelumnya, seiring dengan keprihatinan terhadap fundamental buruk (supply and demand) yang terus menghantui pasar," kata analis dari Sucden di London.

Wall Street jatuh setelah pasar mencerna ulang reli tajam sebelumnya di balik pertumbuhan PDB Amerika Serikat yang lebih baik dari perkiraan.

 

Perekonomian AS tumbuh 3,5% pada kuartal ke-3 -- paling tinggi dalam dua tahun terakhir, dan yang pertama sejak kuartal ke-2 2008.

 

"Angka yang cukup tinggi itu secara mengejutkan mendongkrak harga saham dan minyak hingga cukup tinggi pada hari Kamis," kata para analis dari JBC Energy.

 

Namun mereka juga memperingatkan bahwa pasar energi saat ini sudah terlalu tinggi dan peningkatan PDB setelah menciut selama empat kuartal tidak berarti AS, atau seluruh dunia, telah keluar dari kegelapan.

 

Awal pekan lalu, harga jatuh ketika dolar menguat di tengah ekspektasi akan meredanya kerusuhan di Nigeria, yang produksi minyaknya telah terganggu selama bertahun-tahun akibat tindak kekerasan para militan.

 

Pertengahan pekan lalu, pasar minyak juga tertekan sebagai reaksi dari peningkatan cadangan minyak mentah dan bensin AS serta merosotnya indeks kepercayaan konsumen.

 

Di London, Brent Desember ditutup $76,38/barel, turun dari $78,91 Jumat sebelumnya.

 

Di New York, kontrak Desember ditutup $78,11, per barel, turun dari $80,48 sepekan sebelumnya.

 

E M A S

 

Pasaran: Meredup. Harga jatuh seiring dengan kenaikan dolar yang menyeret berbagai harga logam secara merata.

 

Emas menoreh rekor tertinggi pada level $1.070,80 beberapa pekan lalu sebelum melunak akibat aksi ambil untung.

 

"Sementara dolar yang lemah telah mengangkat emas hingga level tertinggi sepanjang masa sampai pertengahan Oktober. Rebound mata uang AS itu kini memberi tekanan kuat pada pasar, mengakibatkan investor jangka pendek melakukan profit-taking," kata analis dari Commerzbank, Carsten Fritsch.

 

Untuk pekan ini, pelaku pasar masih menjadikan dolar/euro sebagai petunjuk arah pergerakan emas.

 

Di London, harga ditutup $1.040,00 per ounce Jumat, turun dari $1.061,75 sepekan lalu.  

Di Comex New York, kontrak Desember ditutup $1.044,30, turun dari $1.056,40 per ounce sepekan sebelumnya.

 

 

Sumber : Harian Analisa

 

Logo KPBN

Contact Us

Jl. Cut Meutia NO. 11, RT. 13, RW. 05, Cikini, Menteng, Kota Jakarta Pusat, DKI Jakarta. Kode Pos. 10330

(021)3106685, (021)3907554 (Hunting)

[email protected]

PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara

Social Media

© Inacom. All Rights Reserved.