Mendag: Realisasi OP Minyak Baru 20 Persen. Produsen Lampung Enggan Menyisihkan Produksi CPO

"Jadi, mereka (produsen) sudah komitmen dan sudah menandatangani. Bahkan, mereka akan menertibkan anggota mereka sendiri untuk komitmen OP (operasi pasar). Kami hanya minta laporan mereka tiap minggu. Sementara ini, sekitar 20 persen dari total 100.000 ton sudah terealisasi," ujar Mari di Jakarta, Rabu (9/5).

Saat ini pemerintah terus mengkaji dan mengevaluasi pengenaan pajak ekspor (PE) minyak sawit atas hasil OP bulan Mei ini.

Mari mengatakan, penurunan harga minyak goreng curah di pasar, yang saat ini masih bertengger pada angka Rp 8.000 per kilogram (kg), akan berlangsung secara bertahap. "Kalau harga sudah turun sampai Rp 8.000 per kg, maka mereka akan perbesar pasokan minyaknya untuk OP dengan harga Rp 7.800 atau Rp 7.500 per kg, sampai (diharapkan) mencapai Rp 6.500 per kg pada akhir Mei ini," kata Mari lagi.

Sebab, lanjut Mari, kalau harganya langsung murah, tentu akan menimbulkan spekulasi, apalagi saat ini para pedagang masih mempunyai stok lama minyak goreng. "Dengan begitu, tentunya mereka akan melepas stok minyak goreng yang lama dulu," ujarnya.

Dari Lampung dilaporkan, para produsen minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) enggan menyisihkan sebagian produknya untuk memenuhi kebutuhan produsen minyak goreng lokal, khususnya saat harga CPO masih tinggi seperti sekarang ini.

Sementara itu, dari Palembang dilaporkan, pabrik-pabrik CPO di Sumatera Selatan hanya beroperasi 60 persen dari kapasitas terpasang karena kekurangan bahan baku. Pabrik CPO terpaksa tidak berproduksi maksimal karena kelapa sawit banyak diserap pabrik CPO yang tak memiliki kebun.

Sumber: Kompas