Berita Terbaru

25 Sep 2012

SWASEMBADA GULA: Tak Semanis Rasanya…

SWASEMBADA GULA: Tak Semanis Rasanya…


Tak apa. Sebab bukan itu yang perlu kita tahu. Tapi begitulah --seperti lirik kedua lagu itu-- suasana batin petani tebu di negeri ini saat pemerintah mengumandangkan program swasembada gula. Terutama sejak era pascareformasi tepatnya 2007 hingga kini.

Pada saat itu, di areal PTPN XI, Lumajang, Jawa Timur, Jumat (14/5/2004), saat berlangsung panen raya tebu, pemerintah mencanangkan harapannya,  Indonesia akan swasembada gula pada 2007.  "Mudah-mudahan, 2007 kita sudah tidak perlu lagi impor gula," kata Menteri Perindustrian dan Perdagangan Rini Soewandi. Saat itu, Presiden Megawati Soekarno Putri ikut hadir.

Untuk menggapai itu, pemerintah berkonsentrasi mendorong peningkatan produktivitas tebu disertai peningkatan kualitas tebu yang dihasilkan. "Makanya ayo petani tebu, genjot produktivitas," pinta Rini, dihadapan 3.000 orang perwakilan petani tebu.

Presiden Megawati Soekarnoputri mencanangkan gerakan peningkatan produktivitas tebu. Pencanangan itu dilakukan sebagai upaya terwujudnya Indonesia swasembada gula  2007. Di hadapan ribuan petani tebu yang tergabung dalam Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) seluruh Indonesia, Megawati secara simbolis menyerahkan 27 buah traktor kepada petani tebu. Begitupun saat pencanangan peningkatan produktivitas tebu itu dilakukan di Bantul Yogyakarta, Selasa (27/7/2004).

Seperti dikatakan oleh Megawati, guna mewujudkan Indonesia swasembada gula 2007, saat itu, pemerintah mengeluarkan serangkaian kebijakan proteksi dan memberdayakan petani tebu di seluruh Indonesia. Bentuk kebijakan tersebut berupa Keppres Nomor 57 tahun 2004 tentang Penetapan Gula Sebagai Barang Dalam Pengawasan dan Keppres Nomor 28 tahun 2004 mengenai Penanganan Gula Yang Diimpor Secara Tidak Sah.

“Dalam beberapa bulan ini, pemerintah telah melakukan empat kali rapat kabinet yang langsung saya pimpin khusus membahas masalah gula. Tujuannya tidak lain adalah untuk perlindungan dan pemberdayaan petani tebu. Kita sudah membuah rencana jangka pendek, menengah dan jangka panjang. Kita berharap 2007 sudah tidak impor gula lagi,” kata Megawati.

Program swasembada gula pada 2007 melalui akselerasi peningkatan produktivitas tanaman tebu juga dicanangkan Menteri Pertanian Bungaran Saragih di Pabrik Gula Jatiroto, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Selasa (16/9/2004). Dengan bantuan pendanaan dari pemerintah untuk pembongkaran kebun dan penyediaan bibit, selama 4 tahun ke depan diharapkan produksi mencapai 3 juta ton per tahun hingga tidak perlu mengimpor gula.

Saat itu,  menganggarkan dana untuk pembongkaran kebun dan penyediaan bibit Rp68 miliar. Dana sebanyak itu digunakan untuk pembongkaran kebun dan penyediaan bibit di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Penerima dana terbesar adalah Jawa Timur, yakni Rp45 miliar. Dana sebanyak itu bisa digunakan untuk membongkar kebun sekitar 30.000 hektare dengan biaya untuk satu hektare sekitar Rp1,5 juta. Program ini akan dilanjutkan pada tahun depan dengan dana yang lebih besar.

Dana dari pemerintah itu tidak berupa uang tunai kepada petani, tetapi bantuan pembongkaran kebun dan penyediaan bibit. Sempat ada wacana untuk memberikan bantuan berupa uang tunai kepada petani sebagai akibat anjloknya harga gula setelah masuknya gula impor legal dan ilegal. "Itu hanya wacana, keputusan resmi pemerintah adalah bantuan berupa pembongkaran kebun dan penyediaan bibit," kata Saragih yang yakin hanya dengan cara seperti itu target kemandirian gula pada 2007 tercapai.

Dengan berbagai upaya yang dilakukan petani, pemerintah, dan pabrik gula, maka diharapkan pada 2007 produksi gula menjadi 3 juta ton per tahun atau meningkat hampir dua kali dari produksi 2004. Pada 2007  diharapkan produktivitas kebun mencapai 8 ton gula per hektare, sedangkan ongkos produksi di bawah US$200  per ton.

Apa lacur? Susilo Bambang Yudhoyono tampil sebagai Presiden Indonesia keenam. Target swasembada gula dinyatakan mundur dari 2007 menjadi 2008. Produksi gula dalam negeri tidak mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri. "Target swasembada gula, yang dicanangkan 2007 mundur 1 tahun karena ternyata produksi gula tidak mampu memenuhi kebutuhan masyarakat," kata Mentan Anton Apriyantono, penagganti Bungaran Saragih, di sela-sela rapat kerja gabungan dengan Komisi IV, VI, VII, dan XI DPR-RI, di Jakarta, Senin (13/6/2005).

Salah satu alasan mundurnya target swasembada gula adalah produksi gula nasional 2007 diperkirakan tidak bisa mencapai 3,3 juta ton gula sesuai dengan kebutuhan nasional. "Produksi gula 2004 sebesar 2 juta ton naik menjadi diharapkan 2,2 juta ton pada 2005. Sementara 2007 untuk mencapai 3,3 juta ton agak sulit," katanya.

Mendag Mari Pangestu, yang juga hadir dalam rapat kerja gabungan itu mengakui pemerintah telah memundurkan target swasembada gula menjadi 2008.  “Saya akan pelajari dahulu ada apa dengan tata niaga gulanya sehingga swasembada gula tidak sesuai target,” kata Mari.

Kementan juga optimistis target produksi gula nasional pada tahun ini mampu mencapai 2,91 juta ton atau lebih tinggi dibanding produksi 2007 sebesar 2,45 juta ton, karena musim hujan sudah tidak turun pada  Juli.

Memang kemudian, pada 2008 Indonesia mencapai produksi gula 2,7 juta ton (swasembada). Kebutuhan gula konsumsi dalam negeri sekitar 2,5 juta ton. Namun, itu sekejap. Target produksi gula tahun ini meleset dari target, kendati Kementerian Pertanian optimistis produksi komoditas itu bakal tercapai 2,74 juta ton pada 2008 dari areal penanaman 422.380 hektare yang ditargetkan menghasilkan 34,18 juta ton tebu, kata Dirjen Perkebunan Departemen Pertanian Ahmad Manggabarani.

Produksi gula kristal putih (GKP) pada 2009 sebesar 2,55 juta ton menurun dari tahun 2008 sebesar 2,67 juta ton. Berbagai kendala yang dihadapi antara lain faktor iklim dan belum berjalannya revitalisasi sesuai harap an berdampak pada penurunan produksi gula.

Menteri Perindustrian Mohamad S Hidayat , di Bandung, Senin (18/1/2010), mengatakan, pemerintah tengah melakukan revitalisasi industri gula agar produksi GKP meningkat. Revitalisasi dilakukan hingga 2014 dengan produksi yang diharapkan sebesar 5,7 juta ton per tahun.

Namun, kini, Indonesia nyaris tak berdaya. Impor gula menjadi kebutuhan. Berulangkali, target swasembada dimundurkan. Kini, menuju 2014. Kementerian Pertanian  menyatakan munculnya 16 perusahaan swasta yang terjun di sektor tebu diyakini mempercepat program swasembada gula yang ditargetkan terjadi pada 2014. Ah…lagi-lagi janji. (msb)

 

Oleh      : Martin Sihombing
Sumber : bisnis.com

Logo KPBN

Contact Us

Jl. Cut Meutia NO. 11, RT. 13, RW. 05, Cikini, Menteng, Kota Jakarta Pusat, DKI Jakarta. Kode Pos. 10330

(021)3106685, (021)3907554 (Hunting)

[email protected]

PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara

Social Media

© Inacom. All Rights Reserved.