Pelindo I tunda tarif baru pipa terpadu CPO

Surat pemberitahuan yang sudah disampaikan kepada pemangku kepentingan dengan No. US.11/3/23/Blw.06 tertanggal 2 Agustus 2006 diteken General Manager Pelindo I Cabang Belawan S.J. Aen Sjahril TH.

"Saya sudah mengedarkan surat pemberitahuan penundaan pemberlakuan tarif baru pipa terpadu di Pelindo I Cabang Belawan yang mulai berlaku 2 Agustus 2006," ujar Aen menjawab Bisnis di Medan, kemarin.

Sebelumnya Pelindo I Cabang Belawan memberlakukan tarif baru pipa terpadu CPO di Belawan dari Rp1.750 per ton menjadi Rp12.500 mulai 1 Agustus 2006.

Namun, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu meminta Pelindo I Cabang Belawan agar menunda pemberlakuan tarif pipa terpadu crude palm oil (CPO) di Pelabuhan Belawan, karena segala sesuatu harus dirundingkan lebih dulu.

"Penetapan tarif pipa terpadu di Belawan awalnya kan, berdasakan kesepakatan. Tentu kalau mau dinaikkan harus lewat kesepakatan," ujarnya.

Menhub Hatta Rajasa juga sudah memerintahkan Pelindo I untuk menunda pemberlakuan tarif pipa terpadu CPO tersebut. (Bisnis, 2 Agustus)

Sementara itu, sebanyak 13 perusahaan eksportir dan produsen minyak kelapa sawit dan produk turunannya yang tergabung dalam Asosiasi Tangki Timbun dan Pemompaan Belawan (ATTPB) menolak kenaikan tarif pipa terpadu menjadi Rp12.500 per ton.

Dasar penolakannya, keputusan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (PT TUN) 21 Juni 2006 yang menunda pemberlakuan tarif pipa terpadu di Belawan dari Rp1.750 menjadi Rp12.500 per ton.

"Kami tetap akan membayar dengan tarif lama Rp1,75 per kg atau Rp1.750 per ton sampai ada keputusan pengadilan yang berkekuatan hukum," ujar Ketua ATTPB Julius.

ATTPB menyambut penundaan tarif baru dengan tangan terbuka. Dia mengakui anggotanya sempat berencana menghentikan ekspor CPO ke luar negeri jika Pelindo I Cabang Belawan tetap memberlakukan tarif baru pipa terpadu.

Sumber: Bisnis Indonesia