Investor Malaysia Ambil Alih Pabrik Pengolahan CPO di Batam

Hal tersebut dikemukakan Komisaris PT Synergy Oil Nusantara (PT SON) Datuk Muda bin Mamat di sela-sela peresmian pabrik minyak kelapa sawit di Batam, Senin (11/6). Hadir dalam acara itu Gubernur Kepulauan Riau Ismeth Abdullah dan Menteri pada Kantor Perdana Menteri Malaysia Datuk Abdullah Zin.

"Kami mengambil alih karena pabrik sudah tutup dan lokasinya cukup strategis. Selain itu, di sini ada pelabuhan minyak kelapa sawit," kata Datuk Muda.

Menurut rencana, PT SON akan mengolah bahan baku CPO yang didatangkan dari Riau ke pabrik PT SON melalui pelabuhan CPO di Batam. PT SON adalah perusahaan patungan Lembaga Tabung Haji Malaysia (51 persen) dan Twin Wealth Holdings Limited, Hongkong, (49 persen). Lembaga Tabung Haji Malaysia juga memiliki perkebunan kelapa sawit seluas 82.000 hektar yang dapat menjadi jaminan pemasok bahan baku CPO kepada PT SON.

Volume produksi pabrik pengolahan minyak kelapa sawit PT SON ditargetkan 1.500 metrik ton (MT) per hari atau lebih dari 400.000 MT per tahun. Mei lalu, PT SON mengekspor 8.000 MT produk olahan CPO ke China. Menurut General Manager Operasi PT SON Rudy Suwarno, nilai investasi pabrik ini mencapai 15,5 juta dollar AS.

Kurang efisien

Dalam kesempatan itu, Ismeth Abdullah menjelaskan, PT Perkebunan Agrintara Indonesia tutup dan menjual asetnya kepada PT SON karena perusahaan itu dinilai kurang efisien. "Perusahaan itu milik PT PN (Perkebunan Nusantara). Masing-masing perusahaan mengolah sendiri sehingga pabrik pengolahan di Batam menjadi tidak efisien," katanya.

Tentang pelabuhan CPO di Kabil, Batam, Ismeth mengatakan, itu merupakan pelabuhan yang dirancang secara khusus. Kedalaman dermaga mencapai 15 meter sehingga kapal-kapal besar dapat berlabuh di sana. Pelabuhan tersebut juga memiliki tangki timbun.

Sumber: Kompas