Berita Terbaru

10 May 2007

Pangsa pasar ekspor RI ditargetkan naik 1%

Pangsa pasar ekspor RI ditargetkan naik 1%

Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengatakan kinerja ekspor masih harus diasah kembali di antaranya melalui program peningkatan ekspor untuk 10 produk utama.

 

"Share ekspor kita belum berubah sejak krisis. Sekarang masih 0,8% [dari total perdagangan dunia].  Kita harus mencapai sekitar 1%.  Kami ada 10 produk utama seperti CPO," katanya di Jakarta, kemarin.

 

Mari menuturkan hal itu pada pertemuan dengan forum wartawan Departemen Perdagangan.  Khusus untuk ekspor minyak sawit mentah, sambungnya, Tanah Air mulai memuncaki daftar produsen utama CPO.

 

Pangsa pasar Indonesia, kata Mendag, juga masih berpotensi meningkat melalui ekspor alas kaki terutama sepatu.  Namun, Jakarta dinilai masih tertinggal di bidang elektronik dan otomotif.

 

Menurut dia, Indonesia bisa berkaca dari kesuksesan China yang mampu meningkatkan pangsa pasarnya dari 2% menjadi sekitar 4%. 

 

"Kita mesti memperbaiki jaringan produksi dan kecepatan waktu pengiriman.  Muaranya di China.  Kita mesti lebih cepat," kata Mendag.

 

Beberapa tantangan yang dihadapi ekspor Indonesia, ujar dia, muncul dari kampanye negatif di pasar internasional terkait dengan isu lingkungan dan standar kesehatan.

 

Mari memberi contoh isu lingkungan masih membayangi ekspor CPO berupa kehilangan habitat orang utan akibat pelebaran lahan.  Demikian juga dengan ekspor kopi terkait dengan hutan lindung.

 

Sedangkan isu kesehatan muncul di pasar Uni Eropa terhadap ekspor udang dari Tanah Air. "Kalau mencermati berita di luar negeri selalu ekspor CPO dari Indonesia berbarengan dengan displaced orang utan.  Kami mesti menggencarkan informasi yang benar pada mereka," kata Mari.

 

Mendag melanjutkan perbaikan informasi itu a.l. ditempuh dengan penelitian bersama antara Depdag, Departemen Pertanian, dan produsen kelapa sawit.  Hasil penelitian yang objektif, katanya, diharapkan bisa memerangi kampanye negatif tersebut.

 

Selain itu, Mari menuturkan pemerintah akan membantu dunia usaha di antaranya dengan kehati-hatian menelurkan kebijakan terutama yang berpotensi kontraproduktif. 

 

Dia memberi contoh usulan peningkatan pungutan ekspor atau penerbitan kuota. "Sekali kita mengurangi ekspor yang sudah jelas. Negara lain akan menangkap peluang itu.  Ini harus diperbaiki," kata Mendag.

 

Sumber: Bisnis Indonesia

Logo KPBN

Contact Us

Jl. Cut Meutia NO. 11, RT. 13, RW. 05, Cikini, Menteng, Kota Jakarta Pusat, DKI Jakarta. Kode Pos. 10330

(021)3106685, (021)3907554 (Hunting)

[email protected]

PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara

Social Media

© Inacom. All Rights Reserved.