15 Aug 2008
Pabrik gula kristal yang berlokasi di Kabupaten Kendal itu, mulai kembali berproduksi setelah resmi dioperasikan pada akhir 2007, dengan mendapatkan pasokan bahan baku raw sugar yang didatangkan dari India, selain tebu petani.
Dirut PT IGN Kamadjaya mengatakan kapasitas IGN setiap hari dapat memproduksi sekitar 550 ton, sedangkan dalam setahun ditargetkan 160.000 ton dan PG Cepiring akan memenuhi kebutuhan gula di wilayah Jateng.
Gula hasiil produksi PG Cepiring, lanjutnya, akan dipasarkan ke wilayah Jateng sebagai prioritas utama, hingga kebutuhan gula di provinsi ini terpenuhi, kemudian pasarnya diperluas ke luar Jawa. "Saat ini kebutuhan gula di Jateng masih kurang sekitar 200.000 ton per tahun," ujarnya kemarin.
Pabrik gula tersebut sebagian besar 80% menggunakan masin baru dan sisanya hanya beberapa mesin lama yang masih tetap dimanfaatkan.
PG Cepiring merupakan salah satu dari sejumlah pabrik gula di Jateng yang terhenti aktivitasnya sejak 1998, akibat berbagai kendala terutama permodalan dan usia mesin sudah tua.
Dia mengemukakan tahap awal pabrik peninggalan zaman Belanda itu akan memproduksi 300.000 ton gula kristal, dengan pasokan bahan
Menurut Kamadjaya, bahan
"Untuk menjadi gula produk gula jadi, raw sugar akan menyusut sekitar 5%-10%. Contohnya, kalau 100 kg raw sugar diolah, maka akan menjadi 90kg-95 kg gula kristal jadi."
Menurut Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Jateng Fathudi Rosidi, saat ini terdapat 12 perusahaan di Jateng, termasuk PT IGN Cepiring, sedangkan lahan tebu kini sudah memenuhi kebutuhan gula di provinsi ini.
Sumber: Bisnis Indonesia
© Inacom. All Rights Reserved.