Berita Terbaru

08 Sep 2009

Impor 3.000 ton gula disetujui. Dewan Kawasan FTZ perintahkan Badan Pengusahaan Batam tentukan importir

Impor 3.000 ton gula disetujui. Dewan Kawasan FTZ perintahkan Badan Pengusahaan Batam tentukan importir


Ismeth Abdullah, Ketua Dewan Kawasan Free Trade Zone Batam, Bintan, dan Karimun yang juga Gubernur Kepulauan Riau, menegaskan proses selanjutnya tinggal menunggu keputusan dari Badan Pengusahaan Kawasan Batam untuk menentukan importir dan kuota gula.

"Masalah impor gula langsung ke Kepri sudah selesai dan akan direalisasikan dalam waktu dekat. Kebutuhan sudah mendesak terutama pada September-Oktober," ujarnya kepada Bisnis pekan lalu.

Dia mengharapkan pembukaan keran impor gula itu tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan pada 2 bulan mendatang, tetapi juga untuk menjaga kelancaran pasokan dan mengendalikan harga jual di pasaran.

Ismeth menjelaskan kewenangan untuk melakukan impor sendiri itu sebenarnya bagian dari kekhususan wilayah yang dimiliki Kepulauan Riau. Apalagi hal itu menyangkut kelancaran pasokan kebutuhan pokok.

"Soal pengawasan, ini soal lain lagi. Kami sudah ada mekanisme untuk menentukan siapa yang melakukan impor dan kuota gula untuk kebutuhan wilayah ini. Jangan sampai ada kelebihan pasokan," ungkapnya.

Mengenai importir yang akan melaksanakan impor gula ke Kepri, katanya, akan menjadi kewenangan BP Batam sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Namun, dia memperkirakan tidak menggunakan mekanisme importir terbatas (IT).

Jon Arizal, Sekretaris Dewan Kawasan yang juga Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kepri, menjelaskan jika menggunakan mekanisme IT, ada beberapa ketentuan lain yang harus diikuti oleh importir bersangkutan.

"Sesuai ketentuan jumlah kuota, jenis, dan importirnya ini akan ditentukan oleh BP Batam."

Sangat dibutuhkan

Sementara itu, Abidin Hasibuan, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kepri, mengatakan impor gula sangat dibutuhkan untuk mengantisipasi kelangkaan gula pasir yang sedang mengancam Kota Batam.



"Apindo sudah sepakat mendesak Dewan Kawasan untuk mengupayakan supaya keran impor gula di Batam dibuka," ujarnya kemarin.

Desakan itu sudah disampaikan ke Dewan Kawasan secara lisan dan dalam waktu dekat Apindo akan melayangkan suratnya secara resmi. Dia meminta kepada Dewan Kawasan untuk segera memberikan perhatian serius atas masalah itu.

Hal itu karena, menurutnya, di lapangan ancaman kelangkaan gula semakin mendekati kenyataan. Harga gula di tingkat pengecer banyak yang sudah melebihi batas kewajaran, di atas Rp11.000 per kg dan gula pasir kemasan sudah kian sulit didapatkan.

Sementara itu, pasokan gula yang akan dikirim melalui Pelabuhan Tanjung Priok sebanyak 1.000 ton hingga kini belum ada kepastian kapan masuk Batam.

Sebaliknya, ujar Abidin, menurut para distributor dan pengecer di pasar stok gula pasir yang mereka miliki sudah menipis. Mereka memperkirakan persediaan akan habis dalam 2 pekan.

Selain mendesak Dewan Kawasan untuk membuka keran impor gula, Apindo juga menempuh dua langkah konkret. Pertama, delapan distributor besar yang ada di bawah naungan Apindo sudah bersedia untuk membantu memasok 30 kontainer gula pasir dari Jawa.

Kedua, Apindo sudah menjalin kerja sama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Batam untuk melakukan operasi pasar. Adapun operasi pasar yang pertama telah dilaksanakan 2 hari lalu di daerah Sagulung dan Bengkong. 

Sumber : Bisnis Indonesia (suyono.saputra@bisnis.co.id)

Logo KPBN

Contact Us

Jl. Cut Meutia NO. 11, RT. 13, RW. 05, Cikini, Menteng, Kota Jakarta Pusat, DKI Jakarta. Kode Pos. 10330

(021)3106685, (021)3907554 (Hunting)

humas@inacom.co.id

PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara

Social Media

© Inacom. All Rights Reserved.