Thailand & Malaysia sumber benih sawit

Dua negara itu dipastikan menjadi pemasok benih sawit yang bebas diperdagangkan di dalam negeri, selain benih sawit dari Kosta Rika dan Papua Nugini.

Usai kunjungannya ke dua negara itu, Dirjen Perkebunan Achmad Mangga Barani mengatakan Thailand dan Malaysia kini bisa dijadikan pendukung sumber benih untuk menutup kebutuhan nasional yang mencapai sekitar 180 juta kecambah per tahun.

"Thailand sekarang sudah mempunyai benih sawit. Memang masih kecil meskipun dia sudah melayani beberapa negara seperti Vietnam, Filipina dan sebagainya. Untuk diekspor ke Indonesia, mereka punya sekitar 2 juta-3 juta kecambah," katanya kemarin.

Pemasok benih sawit dari negara itu, lanjutnya, akan bekerja sama dengan satu perusahaan perkebunan di dalam negeri, yaitu PT Agricinal, untuk mengembangkan perkebunan baru sebagai sumber benih.

Sementara Malaysia, tambahnya, satu perusahaan yaitu Sasaran Ehsan Utama Sendirian Berhad akan bekerja sama dengan perusahaan nasional, yaitu Grup Mekarsari, untuk mengembangkan bisnis benih sawit di dalam negeri.

Sasaran Ehsan, kata Achmad, memiliki kapasitas produksi benih sekitar 10 juta kecambah per tahun. Perusahaan yang berdiri sejak 1985 ini mengembangkan benih sawit dari penelitiannya sejak 1930.

Dengan volume penjualan sekitar 6 juta kecambah sawit per tahun, Sasaran Ehsan merupakan produsen benih sawit terbesar keempat di Malaysia. "Di Indonesia, mereka tidak boleh menjual begitu saja. Namun juga harus membangun kebun benih sendiri."

Pemain baru

Belum lama ini, Achmad mengatakan, empat kelompok usaha perkebunan besar, yaitu Grup Bakrie, Mekarsari, Astra Grup, dan Grup Salim, memastikan akan terjun ke bisnis benih kelapa sawit menyusul kenaikan harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) yang mengerek pertumbuhan sektor ini.

Apalagi, kata dia, permintaan benih kelapa sawit ikut melonjak seiring pertumbuhan usaha yang agresif dalam dua tahun terakhir.

"Bakrie, Salim, Astra, dan Mekarsari juga akan ikut menjadi produsen benih. Permintaan banyak karena terjadi animo yang besar setelah didorong harga CPO yang bagus," katanya kemarin.

Belum lama ini, Grup Bakrie sendiri diketahui telah membentuk anak perusahaan baru untuk menggarap bisnis baru tersebut.

Sumber: Bisnis Indonesia