Berita Terbaru

01 Jul 2008

Charindo Palma perluas lahan sawit di Kalbar

Charindo Palma perluas lahan sawit di Kalbar


Saat ini, perusahaan yang lahan perkebunannya baru mulai ditanam Maret lalu, telah menguasai total areal 86.000 hektare (ha) setelah membeli 18.500 ha lahan baru di Landak.

 

Kebun tersebut kini dikelola anak perusahaan yang baru dibentuk CPP, yaitu PT Mustika Abadi Khatulistiwa. Unit bisnis ini bergabung dengan tiga anak perusahaan CPP lain di proyek tersebut, yaitu PT Satria Multi Sukses, PT Charindo Palma Oetama, dan PT Airlangga Sawit Jaya.

 

Manajemen perusahaan tersebut optimistis mampu menyiapkan US$50 juta per tahun untuk melanjutkan pembangunan kebun baru tersebut.

 

"Ini kebun baru yang masih akan terus dikembangkan. Kami mampu menyiapkan dana US$30 juta-US$50 juta per tahun untuk ini. Total lahan yang ada sekarang sudah lebih dari 85.000 ha karena ada tambahan 18.500 ha lahan," kata Dirut CPP Junaidi Sungkono kepada Bisnis kemarin.

 

Dari luas konsesi yang dikuasai CPP, dia menuturkan, perusahaan telah membuka lahan untuk persiapan tanam di areal seluas 7.000 ha. Hingga kini, lanjutnya, areal yang telah ditanami mencapai lebih dari 1.000 ha.

 

Setidaknya, katanya, perusahaan menargetkan realisasi penanaman bisa dilakukan di lahan seluas 6.000 ha sepanjang tahun ini.

 

"Tetapi, ini sangat bergantung pada cuaca. Sekarang saja penanaman kami setop akibat terlalu kering. Kalau cuaca bagus, dengan empat anak perusahaan yang masing-masing bisa menanam 1.500 ha. Artinya, kami bisa menanam 6.000 ha di proyek Kalimantan Barat," katanya.

 

Junaidi mengakui target itu sudah cukup realistis. Apalagi, ujarnya, cuaca pada awal tahun ini terlalu basah, sehingga upaya pembukaan lahan sempat terganggu di beberapa lokasi.

 

Pembebasan lahan

 

Selain masalah tanam, dia mengakui, perusahaan masih mengalami kendala pembebasan lahan di beberapa kawasan yang masuk dalam konsesi perkebunannya. Namun, Junaidi menolak menyebutkan total areal yang bermasalah itu.

 

"Sebenarnya, ini biasa pada pembukaan kebun baru. Sebab yang kami peroleh kan izin prinsip. Ketika mau dibuka berbenturan dengan klaim lahan warga di sana. Meskipun warga sendiri juga sekadar menebang pohon lalu mengklaim itu tanahnya," tuturnya.

 

Persoalan ini, tegasnya, tidak akan mengganggu kinerja penanaman karena perusahaan mengoptimalkan realisasi penanaman di lahan yang telah diolah.

 

Menurut dia, perusahaan tetap akan menyelesaikan sengketa lahan yang berpotensi terjadi secara kekeluargaan.

 

"Social cost memang tinggi. Kalau kendala operasi lainnya, sejauh ini tidak masalah," ujarnya.

 

Junaidi menambahkan perusahaan telah menyiapkan kebutuhan penanaman, yaitu bibit sawit dan pupuk untuk mengoptimalkan rencana tanam.

 

CPP diketahui mendatangkan benih sawit dari Kosta Rika dan Papua Nugini sekitar 1,9 juta kecambah untuk keperluan penanaman di lahan sekitar 15.000 ha. Importasi itu dilakukan karena keterbatasan pasokan dari produsen benih dalam negeri.

 

"Harga benih naik terus. Punya London Sumatra saja sudah dijual Rp12.000 per kecambah. Kami sudah meminta [dari dalam negeri], tetapi karena tidak ada, Pak Dirjen [Achmad Mangga Barani, Dirjen Perkebunan Departemen Pertanian] merekomendasikan agar diimpor saja," ujarnya.

 

Sumber: Bisnis Indonesia

Logo KPBN

Contact Us

Jl. Cut Meutia NO. 11, RT. 13, RW. 05, Cikini, Menteng, Kota Jakarta Pusat, DKI Jakarta. Kode Pos. 10330

(021)3106685, (021)3907554 (Hunting)

humas@inacom.co.id

PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara

Social Media

© Inacom. All Rights Reserved.