28 Dec 2009
Negara ekonomi yang sedang bangkit dengan pertumbuhannya yang pesat itu diperkirakan akan melampaui Jepang tahun depan, namun transisi ke arah itu nampaknya sudah terjadi dalam 2009 berdasarkan estimasi baru tentang pertumbuhan
Biro statistik China mengatakan, pertumbuhan 9,6% -- ketimbang 9% -- di tahun 2008 menjelaskan bahwa output ekonominya mencapai 31,405 triliun yuan, atau $4,6 triliun, tahun lalu.
Menurut Bank Dunia, output tahunan Jepang mencapai $4,9 triliun tahun lalu, namun diperkirakan menciut 6,6% tahun ini. Sementara itu, para pejabat
Tahun 2005, para ahli statistik secara dramatis meng-upgrade estimasi mereka untuk ukuran ekonomi, yang menggenjot kedudukannya melampaui Inggris yang pada waktu itu menjadi negara ekonomi terbesar kelima di dunia.
Peng Zhilong, kepala bagian kalkulasi ekonomi nasional di biro tersebut, mengatakan, perbedaan besar adalah dari ukuran ekonomi secara keseluruhan ketimbang tingkat pertumbuhannya, dan dia menambahkan bahwa China akan mengalami pertumbuhan lebih 8% tahun ini.
David Cohen dari Action Economics di Singapura mengatakan, “Faktor utama yang menggenjot pertumbuhan
Ekspansi dengan Susah Payah
Akan tetapi, walau ekspansi
Sejumlah ekonom membandingkan posisi
Sebagian dari mereka khawatir tentang demografi negara itu. Kebijakan satu anak akan membuat populasi di tahun-tahun mendatang menjadi cepat tua, hingga menambah tekanan terhadap keuangan publik dan memperkecil prospek pertumbuhan jangka panjangnya.
Walau bagaimanapun, berita tentang pertumbuhan negara itu yang kuat akan memperbesar harapan bahwa negara itu akan membantu mendukung perekonomian dunia yang jauh lebih luas untuk keluar dari resesi tahun ini.
Mengingat 2009 adalah tahun dengan kontraksi ekonomi pertama di seluruh dunia sejak PD II, pembukaan kuartal tahun 2010 diperkirakan mengalami pertumbuhan kembali di negara-negara besar.
Walau demikian, para ekonom mengatakan, kuartal pertama 2010 akan ditandai oleh meningkatnya ketegangan dalam posisi fiskal di berbagai negara. Terpaksa meminjam dalam jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya guna mencegah resesi lebih parah, beberapa negara mengalami defisit besar, keadaan yang menakutkan bagi para investor internasional.
Sumber : Harian Analisa
----------------------
Beijing, (Analisa) - Dewan Negara China mengumumkan mulai menciptakan 14 juta lapangan kerja tahun depan, membatasi tingkat pengangguran tercatat hingga 4,6 persen, lapor people.com.cn.
Tujuan lapangan kerja tahun ini bagi penambahan tenaga kerja baru telah mencapai 113 persen, dengan pekerja diberhentikan sebesar 96 persen, orang-orang yang kesulitan mencari lapangan kerja 146 persen pada akhir November, kata Yin Weimin, Menteri Sumber Daya Manusia dan Keamanan Sosial China. Tingkat pengangguran
Statistik menunjukkan 74 persen lulusan perguruan tinggi dapat menemukan pekerjaan usai diwisuda. Sebagian besar pekerja imigran telah bekerja pada akhir Oktober, jumlah yang terus tumbuh menjadi 151 juta pada bulan September.
"Masalah besar kita memiliki kelebihan tenaga kerja, masih harus menghadapi ketidakseimbangan struktural dalam lapangan kerja, dan kebijakan ketenagakerjaan dan sistem yang harus disempurnakan lebih lanjut," kata Yin.
Sumber : Harian Analisa
Jl. Cut Meutia NO. 11, RT. 13, RW. 05, Cikini, Menteng, Kota Jakarta Pusat, DKI Jakarta. Kode Pos. 10330
(021)3106685, (021)3907554 (Hunting)
PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara
© Inacom. All Rights Reserved.