01 Sep 2006
Kendati ada spekulasi peningkatan permintaan untuk diolah menjadi bahan bakar alternatif, harga komoditas itu belum menunjukkan tren kenaikan.
Kedelai secara teknikal telah mengalami kelebihan penjualan. Pekan ini kedelai diperdagangkan pada level harga terendah dalam satu setengah tahun terakhir di Chicago Board of Trade, AS.
Analis komoditas PT Harumdana Berjangka Kepler Tampubolon mengatakan penurunan harga itu terjadi karena dipengaruhi harga minyak mentah yang mulai stabil pada level US$70 per barel.
"Jika harga minyak naik lagi, harga komoditas yang menjadi bahan dasar minyak kedelai [minyak dapat diolah menjadi bahan bakar alternatif] itu akan ikut naik. Minyak kedelai kan dapat menjadi pengganti minyak bumi."
Selain itu, lanjut Kepler, tambahan permintaan minyak kedelai untuk biodiesel hingga kini belum terbukti. Sehingga, jumlah produksi komoditas tersebut lebih besar daripada permintaan. ''Akibatnya, kedelai mengalami kelebihan stok.''
Harga kedelai pada perdagangan kemarin ditutup naik tipis 0,93% menjadi US$543 per bushel dari posisi sebelumnya US$537.
Dia melanjutkan harga minyak kedelai juga sejalan dengan harga minyak kelapa sawit yang kini sedang menurun. Dia menjelaskan saat ini harga minyak kelapa sawit turun karena kelebihan stok komoditas itu di Malaysia.
Hingga kini, menurut dia, prediksi tambahan permintaan minyak kelapa sawit untuk biodisel belum tercermin dalam laporan permintaan-penawaran pada neraca perdagangan Malaysia.
"Dalam laporan neraca perdagangan Malaysia, disebutkan stok minyak kelapa sawit mereka 1,6 juta ton. Kondisi ini tidak dibarengi peningkatan permintaan. Artinya ada kelebihan persediaan."
Profit taking
Mengenai kenaikan harga kemarin pelaku pasar menilai hal itu terjadi akibat aksi ambil untung (profit taking) investor.
"Harga naik tipis karena investor melakukan ambil untung jangka pendek. Tapi mereka akan terus berjaga-jaga terhadap laporan permintaan dan penawaran kedelai," kata Kepler.
Sedangkan Reuters menyebutkan, kenaikan harga kedelai kemarin dipengaruhi aksi pembelian sejumlah komoditas lainnya seperti jagung dan gandum.
Mengenai potensi pasar kedelai analis menilai bakal tertekan karena adanya potensi panen yang berlebih di AS.
Analis memprediksi hasil panen kedelai AS akan naik 40-41 bushel per ekar pada September atau lebih tinggi 39,6 basis poin bila dibandingkan dengan panen periode Agustus.
Jl. Cut Meutia NO. 11, RT. 13, RW. 05, Cikini, Menteng, Kota Jakarta Pusat, DKI Jakarta. Kode Pos. 10330
(021)3106685, (021)3907554 (Hunting)
PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara
© Inacom. All Rights Reserved.