Petani Lombok Utara Nikmati Kakao

"Tanaman kakao ini cukup membantu petani di saat harga kelapa butiran anjlok seperti sekarang," kata Hj Rahmah, petani kelapa di Telok Dalem, Desa Medana, Kecamatan Tanjung, Lombok Utara, Senin. 

Ia mengatakan tanaman kakao yang ditanam tujuh tahun lalu sudah mulai berbuah, kini hasilnya sudah bisa dinikmati. 

"Hasil panen kakao dua kali sebulan atau setiap 15 hari sekali cukup membantu meringankan beban kami saat harga kelapa butiran anjlok yang hanya Rp500 per butir," katanya. 

Menurut dia jika tidak ada tambahan penghasilan dari kakao beban hidup akibat naiknya harga kebutuhan sekarang akan terasa cukup berat. 

Ia mengatakan sekali panen kakao yang ditananam di kebun kelapa seluas satu hektare mencapai 100/kg kering yang bisa dijual dengan harga Rp22.000/kg, karena itu satu kali panen kakao ada tambahan penghasilan Rp2,2 juta. 

"Sejak beberapa tahun ini sebagian besar petani kelapa di Lombok Utara memanfaatkan lahan kosong yang ada di sela-sela tanaman kelapa sekaligus berfungsi sebagai pohon pelindung, ada juga petani yang menanam pisang di bawah tanaman kelapa," katanya. 

Kalau hanya mengharapkan hasil panen kelapa setiap satu setengah bulan sekali tidak akan mencukupi biaya hidup selama satu bulan terutama pada saat harga kebutuhan pokok terus baik seperti saat ini," katanya. 

Menurut dia produksi kelapa saat ini semakin berkurang karena sebagian tanaman kelapa kurang produktif dan banyak yang ditebang untuk dijadikan bahan bangunan. 

"Kalau sebelumnya satu hektare kebun kelapa bisa menghasilkan 2.500 hingga 3.000 butir, sekarang paling tinggi 1.000 hingga 1.500 butir sekali panen," katanya 

Harga satu pohon kelapa mencapai Rp750.000 hingga Rp1 juta perpohon terutama yang sudah tua dan panjang, kendati demikian peminatnya cukup banyak karena kayu kelapa lebih kuat dibandingkan dengan kayu rimba yang masih muda.

Sumber : ANTARA