Berita Terbaru

02 Apr 2008

Daya tarik investasi RI kalah dari Vietnam

Daya tarik investasi RI kalah dari Vietnam


Oleh karena itu, USCC menyerukan agar Pemerintah Indonesia mempercepat reformasi ekonomi dan meningkatkan transparansi dalam peraturan perundangan.

 

"Banyak saingan untuk menarik masuknya investasi asing langsung, juga untuk menarik teknologi dan ide-ide baru di kawasan ini. Saingan muncul dari Vietnam, Malaysia dan ditambah lagi dengan China serta India," kata Myron A. Brilliant, Wakil Presiden Divisi Internasional USCC untuk Asia dalam jumpa pers, kemarin.

 

Brilliant menilai iklim investasi di Indonesia tetap menjadi salah satu faktor yang dipertanyakan oleh investor. Dia juga menyinggung tidak adanya kemajuan signifikan di sejumlah sektor yang sebenarnya diharapkan oleh investor asing.

 

Beberapa sektor yang tidak mengalami kemajuan cepat, katanya, di antaranya adalah energi, jasa nonperbankan, dan farmasi. Sementara itu, sektor yang perlu dikembangkan di Tanah Air di antaranya teknologi informasi dan asuransi.

 

Selain itu, Brilliant juga menekankan perlunya reformasi pada sistem layanan kesehatan, di mana perusahaan AS bersedia memberi kontribusi terhadap sektor itu.

 

Di sisi lain, dia berpendapat daftar negatif investasi di Indonesia terlalu panjang jika dibandingkan dengan keuntungan yang ditawarkan dalam paket kebijakan investasi.

 

Joe C. Bartlett, Presiden USCC untuk Indonesia, mengatakan perlunya investasi asing langsung untuk membuka lapangan kerja yang lebih banyak. Menurut dia, Indonesia paling tidak membutuhkan pembukaan lapangan kerja bagi 2,5 juta orang per tahun.

 

Dia juga berpendapat Indonesia masih kalah jika dibandingkan dengan negara-negara di Asean, seperti Vietnam, dalam hal promosi potensi negara dan fasilitas yang ditawarkan bagi investor asing. Pemerintah negara lain di Asean dinilai sangat agresif dalam memasarkan negaranya sebagai tujuan investasi.

 

"Mereka seolah-olah menunjukkan negaranya adalah tujuan investasi yang lebih baik daripada yang dilakukan Pemerintah Indonesia saat ini," jelas Bartlett.

 

Kendati begitu, USCC menyatakan tetap mempertahankan komitmen untuk berinvestasi di Indonesia. Komitmen itu diyakini akan bertahan sekalipun akan terjadi peralihan pemerintah di negara tersebut.

 

Menurut Brilliant, dengan pertumbuhan sekitar 6,7% per tahun, Indonesia masih tetap menjadi tempat berinvestasi yang baik bagi para pengusaha asal AS.

 

Ketua Kadin Indonesia Komite Amerika Serikat Sofyan Wanandi menambahkan pada pertemuan dengan Wapres Jusuf Kalla pihak USCC meyakinkan agar Pemerintah Indonesia tidak perlu khawatir dengan perkembangan pemilihan presiden di AS.

 

Sumber: Bisnis Indonesia

Logo KPBN

Contact Us

Jl. Cut Meutia NO. 11, RT. 13, RW. 05, Cikini, Menteng, Kota Jakarta Pusat, DKI Jakarta. Kode Pos. 10330

(021)3106685, (021)3907554 (Hunting)

humas@inacom.co.id

PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara

Social Media

© Inacom. All Rights Reserved.