08 Feb 2008
"Kami sudah meminta datanya langsung ke Konsulat Jenderal RI di Kuching
Dalam surat Konsulat Jenderal RI di Kuching tanggal 31 Januari 2007 yang salinannya diterima Bisnis dituliskan bahwa Lembaga Getah Malaysia (LGM), lembaga karet semi Pemerintah di Malaysia, mengakui adanya impor karet mentah dari Indonesia ke Sarawak.
Dituliskan bahwa 40% bahan
Dalam surat yang ditandatangani Konsul/HOC RI di Kuching Malaysia Rafail Walangitan disebutkan pengakuan pihak LGM cocok dengan berita akhir-akhir ini, bahwa banyak pasokan karet mentah secara ilegal dari wilayah perbatasan Sarawak-Kalimantan Barat.
Banyaknya penyelundupan karet mentah dari
Menurut Daud, para anggota Gapkindo sudah berupaya membeli karet rakyat di
Daud menambahkan impor karet mentah ilegal juga dapat dilihat dari volume ekspor karet alam Indonesia ke Malaysia yang hanya mencapai 1.795 ton sepanjang Januari-Oktober 2007, sesuai dengan data Badan Pusat Statistik.
Menurut data Departemen of Statistics Malaysia, yang dilansir Gapkindo, besarnya impor karet alam dari
Bokar ilegal
Di tempat terpisah, Direktur Eksekutif Gapkindo Suharto Honggokusumo menduga adanya keterlibatan oknum pejabat bea Cukai di suatu pelabuhan dalam penyelundupan bahan oleh karet (bokar) yang diperkirakan mencapai 300.000 ton pada tahun lalu.
"Namun, secara jumlah penyelundupannya masih banyak dari yang diam-diam lewat perbatasan, dibandingkan dengan yang secara resmi tapi ilegal melalui Bea Cukai," kata Suharto pekan lalu.
Dia menjelaskan modus penyelundupan itu, para eksportir yang tidak memiliki Tanda Pengenal Produsen (TPP) dan Sertifikat Produksi Penggunaan Tanda SPPT-SNI membayar Rp600.000 per kontainer di pelabuhan.
Kemudian para importir, baik dari Malaysia maupun Thailand, mengekspor bokar dengan menggunakan brand negaranya, misal Standard Malaysian Rubber (SMR) atau Standard Thailand Rubber (STR).
"Karena STR atau SMR lebih harganya di pasar dunia lebih tinggi sebesar tiga cent dolar dibandingkan dengan SIR [Standard Indonesia Rubber]. Jadi, mereka pakai merek negara itu," ujarnya.
Berdasarkan Permendag No.01/ 2007 bokar merupakan barang yang dilarang ekspor karena tidak memiliki nilai tambah, sehingga harus diolah dulu menjadi crumb rubber, RSS dan karet pekat.
Namun, berdasarkan catatan statistik Malaysia sejak 2005 bokar jenis scrap and cup lump dan jenis karet lain impornya dari Indonesia, baik secara volume maupun nilai, selalu mengalami peningkatan hingga 2007. (tabel)
Indikasi penyelundupan karet mencapai 300.000 ton, menurut Suharto, berdasarkan data BPS antara produksi bokar dan yang diolah menjadi crumb rubber mempunyai selisih angka sebesar itu. Produksi bokar 2007 sekitar 2,7 juta ton.
"Padahal pengolahan bokar menjadi crumb rubber dan lainnya perbandingannya 1:1. Nah, sisanya kemana" tandasnya.
Sementara itu, Dirjen Bea Cukai Anwar Suprijadi saat dimintai tanggapannya melalui telepon, enggan menjelaskan karena dirinya belum mendapatkan laporan.
"Saya belum pernah dengar dan belum dapat laporan. Gapkindo juga tidak ada laporan ke kami," tegasnya.
Sumber: Bisnis
Jl. Cut Meutia NO. 11, RT. 13, RW. 05, Cikini, Menteng, Kota Jakarta Pusat, DKI Jakarta. Kode Pos. 10330
(021)3106685, (021)3907554 (Hunting)
PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara
© Inacom. All Rights Reserved.