Berita Terbaru

08 Jan 2010

Pasar ikan diarahkan ke Timteng & Afrika. Pasar tradisional tetap dipertahankan

Pasar ikan diarahkan ke Timteng & Afrika. Pasar tradisional tetap dipertahankan

Dirjen Pemasaran dan Pengolahan Hasil Perikanan (P2HP) Kementerian Kelautan dan Perikanan Martani Huseini menyatakan pada pertengahan Januari 2010 akan dilakukan pembukaan jalur perdagangan tersebut.

 

"Kami akan memulai ekspor ke Dubai, Rusia, Iran, dan Afrika. Tempat ini merupakan pasar potensial untuk produk perikanan dalam negeri," ujarnya di Jakarta kemarin.

 

Menurut dia, produk yang dipasarkan diutamakan pada delapan produk perikanan yakni udang, tuna segar, tuna kaleng, tuna beku, rumput laut, kepiting, lobster hidup, bandeng, tilapia, dan ikan hias.

 

Selama ini, ekspor produk perikanan Indonesia hanya dijual di pembeli tradisional yakni Jepang, Eropa, dan Amerika Serikat.

 

"Khusus untuk pasar di Afrika, kami akan melakukan ekspor sebanyak tiga kontainer setiap bulannya," ujarnya.

 

Direktur Pemasaran Luar Negeri Kementerian Kelautan dan Perikanan Saut Hutagalung menuturkan kebijakan ekspor untuk 5 tahun ke depan adalah tetap mempertahankan pembeli tradisional, sembari memperluas pasar yang dianggap potensial.

 

Kebijakan tersebut diambil berdasarkan data ekspor selama 10 tahun terakhir yang menunjukkan ekspor hasil perikanan Indonesia ke pembeli tradisional 72% dari total ekspor perikanan nasional.

 

Sementara itu, ekspor ke pasar Asia Tenggara yakni Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Vietnam mencapai 11%, dan sisanya diekspor ke pasar Asia Timur yakni China, Hong Kong, Korea Selatan, dan Taiwan.

 

Pada kesempatan itu, Saut menyatakan Iran telah menginformasikan kesiapan untuk mengimpor produk perikanan dari Indonesia.

 

"Selain Iran, diupayakan agar negara-negara sekitar dapat menerima hasil perikanan Indonesia. Upaya ini difasilitasi oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia setempat," ujarnya.

 

Hubungan politik

 

Dia menyatakan optimistis target pengiriman tuna pada 2010 ke Iran mencapai 2.000 ton. Hal tersebut didukung dengan kondisi yang mendukung seperti beberapa eksportir siap melakukan perluasan pasar ke Asia Tengah dan Timur Tengah.

 

Selain itu, mutu produk perikanan asal Indonesia memenuhi standar yang ditentukan dan hubungan politik ekonomi Indonesia-Iran sangat baik.

 

Meski demikian, kata Saut, masih ada masalah yang perlu diselesaikan yakni tentang cara pembayaran.

 

Menurut dia, sebagai dampak sanksi oleh pemerintah Amerika pada Iran terkait dengan senjata nuklir, maka pembayaran melalui letter of credit (L/C) sulit dilakukan.

 

"Alternatif yang didapatkan adalah telegraphic transfer (TT) atau counter trade. Dengan target ekspor 2.000 ton tuna pada tahun ini, maka tidak hanya nilai ekspor yang naik tapi juga penyerapan tenaga kerja dan industri pengolahan makin maju," ujarnya.  

 

Oleh Diena Lestari ([email protected])

Sumber : Bisnis Indonesia

Logo KPBN

Contact Us

Jl. Cut Meutia NO. 11, RT. 13, RW. 05, Cikini, Menteng, Kota Jakarta Pusat, DKI Jakarta. Kode Pos. 10330

(021)3106685, (021)3907554 (Hunting)

[email protected]

PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara

Social Media

© Inacom. All Rights Reserved.