Berita Terbaru

26 May 2008

Dana Revitalisasi PG Rp 7,9 Triliun

Dana Revitalisasi PG Rp 7,9 Triliun

Hal itu diungkapkan Direktur Jenderal Perkebunan Departemen Pertanian Achmad Manggabarani saat mengunjungi PT Industri Gula Nasional (eks PG Tjepiring) di Kecamatan Cepiring, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Minggu (25/5).

 

Saat ini Indonesia mempunyai 52 PG yang tersebar di sejumlah daerah. Lahan tebu dari tahun ke tahun juga bertambah. Tahun 2007 luas lahan tebu 410.000 hektar, tahun 2008 naik menjadi 427.000 ha, dan ditargetkan pada 2009 menjadi 450.000 ha.

 

Produksi gula nasional pada tahun 2005 hanya 2,4 juta ton, sementara kebutuhan nasional mencapai 2,6 juta-2,7 juta ton per tahun. ”Tahun ini target produksi gula mencapai 2,7 juta ton,” kata Manggabarani.

 

Ia juga menjelaskan, saat ini rata-rata rendemen di Indonesia baru 6,7 persen atau dalam 100 kilogram hanya menghasilkan 6,7 kg.

 

Manggabarani berharap angka rendemen tebu akan terus bertambah sehingga keuntungan perusahaan, kesejahteraan petani, dan kelangsungan pengadaan pasokan gula nasional terjamin.

 

Menurut Direktur Utama PT Industri Gula Nasional (IGN) Kamadjaya, sejak beroperasi kembali pada 6 Maret 2008 setelah PG Tjepiring berhenti beroperasi pada tahun 1998, dalam satu hari pabriknya mampu mengolah raw sugar sebanyak 100 ton.

 

Pabrik gula mini kedua

 

Sementara itu, pabrik gula mini (PGM) yang berlokasi di Kecamatan Pamotan, Kabupaten Rembang, Jateng, Sabtu (24/5), diuji coba di hadapan Achmad Manggabarani.

 

Uji coba dinyatakan cukup berhasil karena sesuai prosedur operasional dan langsung bisa menghasilkan kristal gula pasir, tetes, dan selanjutnya akan diproses menjadi etanol.

 

PGM ini merupakan PGM kedua di Indonesia yang mampu memproduksi gula putih tanpa menggunakan bahan belerang seperti yang terjadi di seluruh PG di Indonesia.

 

Dengan demikian, produksi yang dihasilkan lebih terjamin kesehatannya. PGM pertama berlokasi di Desa Wonorejo, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.

 

Kedua PGM itu sama-sama berkapasitas 50 ton gula per hari dan didesain PT Eco-X Energy Java. Dengan keberhasilan uji coba tersebut, menurut Bupati Rembang Moch Salim, PGM ini dijadwalkan akan giling perdana pada musim giling 2008, Juli-Juni mendatang. ”Ini merupakan keberhasilan kita bersama dan merupakan salah satu upaya untuk pengembangan tebu rakyat di Kabupaten Rembang,” tuturnya.

 

Program pengembangan tebu rakyat merupakan bagian dari salah satu empat pilar program strategis Pemerintah Kabupaten Rembang, dalam hal ini program pengembangan ekonomi rakyat.

 

Seluruh bahan bakunya, yaitu tebu, dihasilkan dari lahan yang dimiliki PT Rembang Bangkit Sejahtera Jaya (RBSJ) dan ke depan akan membeli tebu dari petani.

 

Menurut Slamet dan Joko Budi dari Group PT Eco- X Energy Java, teknologi PGM merupakan hasil rekayasa dalam negeri yang kompetitif, ekonomis dengan kandungan komponen lokal lebih dari 85 persen.

 

”Selain itu tak membutuhkan tenaga lulusan perguruan tinggi. Cukup dari kalangan warga biasa yang lebih dahulu kami didik selama tiga bulan karena proses produksinya amat sederhana. Harga satu unit PGM berkapasitas 50 ton gula per hari sekitar Rp 12,5 miliar,” tutur Slamet.

 

Keberadaan PGM tidak tergantung dari PG besar, termasuk industri berbasis kerakyatan, berpotensi penghematan devisa negara 187 juta-231 juta dollar AS, dan bisa dibangun di pedesaan, khususnya yang berbasis tanaman tebu.

 

Sumber: Kompas

Logo KPBN

Contact Us

Jl. Cut Meutia NO. 11, RT. 13, RW. 05, Cikini, Menteng, Kota Jakarta Pusat, DKI Jakarta. Kode Pos. 10330

(021)3106685, (021)3907554 (Hunting)

[email protected]

PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara

Social Media

© Inacom. All Rights Reserved.