Harga minyak capai level tertinggi

Kenaikan harga itu terjadi setelah permintaan bensin di AS meningkat dan distribusi bahan bakar dari areal produksi Louisiana, AS terganggu akibat tumpahan minyak.

Persediaan bensin di Negeri Paman Sam itu diperkirakan sempat meningkat 400.000 barel pada pekan lalu.

Sementara itu, akibat tumpahan minyak itu, pejabat Penjaga Pantai AS (U.S. Coast Guard) keberangkatan 40 kapal pengangkut komoditas tersebut tertunda.

Menurut juru bicara U.S. Coast Guard Mario Romero, pembersihan tumpahan minyak dari pabrik penyulingan minyak Citgo Petroleum Corp diperkirakan akan menimbulkan konsekuensi atas penutupan Calcasieu Parish Ship Channel (Terusan Calcasieu Parish Ship) selama dua hingga empat hari mendatang.

Terusan itu menghubungkan Pelabuhan Lake Charles di Louisiana dengan kawasan Teluk Meksiko.

"Pasar hari ini digerakan oleh informasi stok bensin, kita akan menantikan pengumuman persediaan. Di lain pihak gangguan pengiriman menimbulkan masalah logistik untuk persediaan yang membuat harga minyak naik," kata pedagang pada Letofin AS, Estonia Stanislav Nazarati.

Harga minyak untuk pengiriman Agustus di New York Mercantile Exchange naik US$0,48 atau 0,7% menjadi US$72,28 per barel. Sedangkan harga minyak jenis brent untuk pengiriman Agustus di bursa London ICE Futures juga naik US$0,25 menjadi US$70,98 per barel.

Harga bensin untuk pengiriman Juli diperkirakan mencapai 0,4% dan menjadi US$2,187 per galoan setelah 6 Juni naik 2,4% dan mencapai US$2,178.

American Automobile Association menyatakan AS kini meningkatkan harga rata-rata bensinnya menjadi US$2,849 per galon sejak 25 Juni lalu, atau naik 29% jika dibandingkan harga tahun lalu.

Tutup penyulingan

Citgo Petroleum Corp pekan lalu mengumumkan telah menutup sebagian fasilitas penyulingan minyak, setelah adanya penutupan terusan yang biasa digunakan untuk pengapalan bensin.

Areal Danau Charles, yang juga basis dari pabrik penyulingan minyak milik ConocoPhillips, diketahui memasok 4% dari kebutuhan penyulingan minyak di AS.

Hasil kajian terhadap beberapa pelaku pasar menunjukkan, persediaan minyak AS pada pekan lalu diperkirakan turun 1,2 juta barel. Sepekan sebelumnya, persediaan minyak naik menjadi 347,1 juta atau menyentuh level persediaan paling tinggi sejak Mei 1998.