08 Aug 2006
Ketua Kompartemen Pembinaan Industri Kopi AEKI (Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia) Moenarji Soedargo mengungkapkan Indonesia menjadi salah satu kandidat yang diusulkan ICO (International Coffee Organization) mendapatkan dana peningkatan konsumsi kopi di negara produsen. Dua negara kandidat lain, India dan Meksiko.
ICO melihat negara produsen secara ekonomi siap menjadi konsumen penting kopi dunia sehingga tidak boleh hanya mengandalkan konsumsi negara nonprodusen (mayoritas negara maju).
Pada September mendatang konsultan ICO Carlos Brando dijadwalkan berkunjung ke Indonesia guna melakukan riset dan mencari masukan kesiapan Indonesia. Kajian itu, katanya, dilakukan untuk membuat usulan proyek ICO kepada CFC.
Dalam kaitan ini, kata Moenarji, proyek peningkatan konsumsi kopi dunia telah sukses diterapkan Brazil. Sebagai produsen kopi nomor satu dunia, konsumsi kopi di sana mampu meningkat dua kali lebih.
Jika pada 1980-an, konsumsi kopi di negeri Sepak Bola itu baru sekitar 6 juta karung per tahun kini mencapai 13 juta karung per tahun. Satu karung ekuivalen 60 kg.
Namun, Moenarji tidak bisa mengungkapkan dana yang mungkin didapat, "Kami belum mendapat informasi berapa besar dana promosi peningkatkan konsumsi kopi dari CFC itu. Tapi Indonesia sudah cukup memadai, karena banyak industri kopi goreng [kopi hitam] dan kopi instan," katanya kepada Bisnis, pekan lalu.
Dia menjelaskan salah satu pertimbangan penting negara produsen kopi mendapatkan dana CFC itu adalah kondisi struktur industri (pabrikan). Tidak sekadar produsen kopi yang hanya mampu mengekspor biji kopi.
Jl. Cut Meutia NO. 11, RT. 13, RW. 05, Cikini, Menteng, Kota Jakarta Pusat, DKI Jakarta. Kode Pos. 10330
(021)3106685, (021)3907554 (Hunting)
PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara
© Inacom. All Rights Reserved.