05 Sep 2006
Direktur Utama AEP Chan Teik Huat mengatakan konversi lahan perkebunan itu akan diselesaikan dalam 12 bulan mendatang sehingga memperluas areal tanaman karetnya di dalam negeri yang kini diperkirakan baru sekitar 434 hektare.
"Kami sudah memulai replanting [penanaman kembali] lahan coklat 258 hektare dengan karet yang seharusnya bisa selesai dalam waktu 12 bulan ke depan," katanya seperti dikutip Bloomberg, kemarin.
Dengan konversi lahan itu, dia memprediksi, perluasan areal karet ini sudah akan berproduksi dan menyumbangkan pendapatan perusahaan dari produk karet pada awal 10 tahun mendatang.
Dalam laporan kinerja AEP yang dirilis kemarin, produksi karet perusahaan yang berbasis di Inggris hingga Juni lalu tercatat 453 ton atau naik 14% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 396 ton.
Sementara itu, produksi coklat perusahaan itu hanya 38 ton hingga Juni 2006 atau anjlok 92% dibandingkan periode yang sama 2005 sebesar 73 ton.
"Kami masih aktif mencari lahan-lahan baru yang bisa diakuisisi untuk menambah areal perkebunan, baik milik perusahaan lain yang sudah berkembang ataupun lahan-lahan kosong," tambah Chan Teik Huat.
Namun, dia tidak menyebutkan lokasi mana yang diincar AEP maupun proses akuisisi yang sedang disiapkan perusahaan.
Selain agresif memperluas areal perkebunan karet, AEP kini mengembangkan perkebunan sawit baru di Bengkulu seluas 660 hektare yang ditargetkan mencapai 2.060 hektare pada tahun depan.
Pertambahan areal lahan ini bakal memperkuat ekspansi AEP yang kini menguasai 29.406 hektare perkebunan di Indonesia dengan transaksi produk Crude Palm Oil (CPO) pada semester pertama tahun ini sebesar 69.918 ton.
Meski demikian, Chan Teik Huat mengungkapkan pihaknya masih terkendala pembebasan lahan di sejumlah wilayahnya.
Di Labuhan Bilik, tambahnya, AEP sedang melanjutkan perluasan kebun bibit seluas 3.000 hektare. "Ini lebih kecil dari estimasi kami perkirakan bisa ditanami 4.200 hektare. Saat ini kami masih negosiasi untuk masalah ini."
Anglo-Eastern Plantations Plc masuk ke London Stock Exchange pada 1985 dengan mengakuisisi dan mengembangkan empat perkebunan di Sumut, yang awalnya hanya memiliki sejumlah kebun hasil akuisisi milik sejumlah perusahaan yang berbasis di United Kingdom (UK).
Kebun terluas yang dimiliki saat itu Anak Tasik yang luasnya sekitar 6.000 ha berupa perkebunan kelapa sawit dan dimulai sejak 1983. Kemudian mengambil tiga perkebunan kecil yang total lahannya 3.700 ha yang terdiri kebun karen dan coklat dan sudah berdiri sejak 1920-an.
© Inacom. All Rights Reserved.