16 Feb 2012
Sekjen Apkasindo Asmar Arsjad mengatakan lahan perkebunan kelapa sawit di Indonesia yang sudah dimiliki perusahaan asal Malaysia cukup signifikan seperti di Aceh dan daerah lainnya.
"Saya kurang setuju dengan tren ekspansi perusahaan kelapa sawit asal Malaysia di Indonesia, karena banyak yang tidak jelas, terselubung, misalnya masih tetap menggunakan nama perusahaan Indonesia, padahal itu sudah dimiliki oleh Malaysia," ujarnya kepada Bisnis, hari ini.
Dia menuturkan luas lahan perkebunan kelapa sawit yang dimiliki oleh perusahaan Malaysia cukup signifikan, tetapi tidak terdata dan tidak terlacak. "Misalnya ada perusahaan kelapa sawit Indonesia yang kesulitan modal, lalu perusahaan Malaysia masuk dengan memberikan modal, sekarang ini sangat besar ekspansi perusahaan sawit Malaysia di Indonesia."
Namun, dia tidak memiliki data pasti luas perkebunan di Indonesia yang dimiliki perusahaan sawit asal Malaysia. Bahkan, banyak model kerja sama operasional (KSO) antara perusahaan lokal dengan perusahaan perkebunan dari Negeri Jiran tersebut.
Dia memintan jika perusahaan perkebunan sawit tersebut berasal dari Malaysia, maka standard gaji dan lainnya juga harus mengikuti ketentuan di Malaysia.
Asmar menilai pemerintah Indonesia sangat mudah dalam memberikan perizinan perkebunan kepada perusahaan Malaysia. "Investasi memang perlu, tetapi perlu diwaspadai."
Namun, sebaliknya ketika perusahaan asal Indonesia akan melakukan ekspansi perkebunan kelapa sawit di Malaysia, maka sulit untuk mendapatkan izin.
Luas lahan perkebunan sawit pada 2011 naik tipis 2,5% atau 200.000 ha menjadi 8,1 juta hektare dibandingkan dengan tahun sebelumnya 7,9 juta ha.
Gapki memprediksikan ekspansi lahan perkebunan sawit pada tahun ini tidak akan jauh berbeda dengan tahun lalu. Ekspansi lahan pada 2011 seluas 200.000 ha, sedangkan pada tahun ini diperkirakan 150.000-170.000 ha di Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, dan sisanya di Sumatra dan Sulawesi.
Dengan ekspansi lahan sawit 150.000-170.000 ha, maka luas perkebunan sawit tahun ini naik menjadi 8,25 juta-8,27 juta ha. Gapki menegaskan sepanjang 2011-2012 dipastikan tidak ada izin baru perkebunanan kepala sawit, karena perluasan lahan hanya dilakukan untuk yang sudah mendapatkan izin sebelum Inpres moratorium hutan dikeluarkan.
Produksi minyak kelapa sawit pada 2011 sebanyak 23,5 juta ton terdiri dari 16,5 juta ton diekspor, konsumsi lokal 6,2 juta ton, dan sisanya 800.000 ton digunakan sebagai stok masing-masing pabrik kelapa sawit (PKS) yang belum dikeluarkan.
Perusahaan perkebunan kelapa sawit asal Malaysia PT Minamas Gemilang, anak perusahaan Sime Darby, menyatakan pabrik baru pengolahan minyak kelapa sawit (refinery) yang sudah mulai dibangun di Kalimantan Selatan akan mulai beroperasi pada kuartal III/2012.
Head of Plantations PT Minamas Gemilang Mohammad Gozhali Bin Yahya mengatakan pabrik pengolahan kelapa sawit itu sudah mulai dibangun, tetapi diprediksikan baru beroperasi pada kuartal III/2012.
Investasi pendirian pabrik refinery itu sekitar Rp936 miliar. Saat ini, perusahaan asal Malaysia itu telah memiliki 3 pabrik refinery di Malaysia, sedangkan di Singapura, Vietnam, Thailand, Belanda, dan Afrika Selatan masing-masing satu pabrik, sehingga total ada 8 pabrik refinery. Jika pabrik refinery di Indonesia sudah beroperasi, maka Sime Darby memiliki total 9 pabrik pengolahan produk turunan minyak kelapa sawit.
Anak perusahaan Sime Darby itu memiliki landbank di Indonesia seluas 288.057 hektare. Namun, lahan yang sudah ditanami dengan kelapa sawit sekitar 205.000 ha. Lahan perkebunan tertanam 205.000 ha itu diantaranya 105.000 ha yang telah menghasilkan minyak kelapa sawit. Produksi tandan buah segar (TBS) pada Juni 2011-Juli 2012 sekitar 1 juta ton TBS.
Menurutnya, perusahaan akan menanami lahan yang belum dimanfaatkan sekitar 75.000 ha.
Chairman Sime Darby Tun Musa Hitam mengatakan optimalisasi lahan perkebunan Minamas itu bergantung pada faktor-faktor lainnya.
Saat disinggung rencana pembangunan pabrik rifenery, Tun Musa tidak bersedia menjelaskan detail pendirian pabrik pengolahan itu. "Konstruksi sudah dimulai, tetapi detailnya saya tidak bisa jelaskan."
PT Minamas memiliki 23 pabrik kelapa sawit (PKS) di Indonesia dengan kapasitas 20.500 ton TBS per hari. Total kapasitas pabrik kelapa sawit sebesar 1.025 ton per jam untuk 20 jam setiap hari.
Menurut Tun, salah satu faktor yang harus dipertimbangkan untuk optimaliassi lahan perkebunan yang belum ditanami dengan melihat kondisi anggaran perusahaan.
Berdasarkan Data, lahan perkebunan kelapa sawit pada 2009 di seluruh dunia mencapai 4,8% dari total lahan perkebunan minyak nabati, tetapi produksi mencapai 30,8% dari total produksi minyak nabati.
Indonesia dan Malaysia memproduksi 85% minyak kelapa sawit di dunia, sedangkan sisanya negara lain seperti Thailand, Kolombia, dan Nigeria.(msb)
Oleh : Asmar Arsjad, Sekjen Apkasindo
Sumber : bisnis.com
Jl. Cut Meutia NO. 11, RT. 13, RW. 05, Cikini, Menteng, Kota Jakarta Pusat, DKI Jakarta. Kode Pos. 10330
(021)3106685, (021)3907554 (Hunting)
PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara
© Inacom. All Rights Reserved.