Berita Terbaru

30 Mar 2011

Rajawali Corp Tunggu Izin Prinsip Investasi Gula

Rajawali Corp Tunggu Izin Prinsip Investasi Gula


General manager Agriculture Papua Project Rajawali Corp FS. Heru Priyono mengatakan setelah mengantongi seluruh perizinan dari Pemkab Merauke dan Pemprov Papua, pihaknya masih menunggu izin pelepasan kawasan hutan dari Kementerian Kehutanan.

 

“Persyaratan teknis sudah diajukan dan sudah lengkap, tinggal menunggu izin prinsip keluar,” ujarnya di Merauke, Papua kemarin.

 

Jika izin prinsip pelepasan kawasan sudah terbit, maka maksimal 10% dari izin lokasi seluas 46.000 hektare tersebut sudah bisa digarap. “Cukup untuk memulai lahan pembibitan tebu.”

 

Selama ini, lanjut Heru, pihaknya masih menyewa lahan milik masyarakat transmigrasi seluas 40 ha dan tambahan  sewa  200 ha lagi untuk pembibitan.  Adapun calon areal perkebunan tebu di lahan HGU itu sendiri belum bisa digarap karena masih terganjal perizinan dari pusat.

 

“Padahal, terkait dengan pelepasan hak tanah ulayat, 30.000 hektare di antaranya telah kami selesaikan terhadap penduduk sekitar lahan dengan membayar tak kurang dari Rp6 miliar.”

 

Rajawali Corp mendapat izin rekomendasi pelepasan kawasan hutan dari Gubernur Papua untuk areal perkebunan seluas 46.000 ha bagi dua anak perusahaan yakni PT Cendrawasih Jaya Mandiri (CJM) dan PT Karya Bumi Papua (KBP).

 

Investasi perkebunan tebu dan industri gula tersebut terkait dengan tawaran proyek Merauke Integrated Food Estate and Energy (MIFEE) yang dicanangkan Pemkab Merauke sejak 2 tahun terakhir.

 

Menurut Heru, pada awalnya Bupati Merauke telah mengeluarkan izin lokasi masing-masing seluas 40.000 ha bagi PT CJM dan 30.000 ha untuk PT KBP. Seluruhnya dalam satu hamparan di Distrik Kurik dan Distrik Malind.

 

Namun ketika terbit surat rekomendasi pelepasan lahan dari Gubernur Papua pada November 2010, total lahan hanya 46.000 ha karena sebagian areal masuk kawasan hutan lindung, permukiman, lahan keramat dan sebagainya.

 

“Kini kami masih menunggu terbitnya izin prinsip pelepasan lahan 46.000 ha tersebut dan SK definitifnya dari Menteri Kehutanan,” kata Heru.

 

Sejauh ini baru Rajawali Corp yang menunjukkan keseriusan berinvestasi di perkebunan tebu dan industri gula dalam kerangka MIFEE di Merauke, Papua. “Bisa dibilang kami pelopor investasi perkebunan tebu di Merauke yang serius untuk merealisasikannya.”

 

Menurut Heru, yang juga Direktur PT CJM, lokasi lahan yang akan dibangun perkebunan tebu tersebut cukup strategis karena dekat dengan muara Sungai Biyan sehingga mendukung pengembangan infrastruktur berikutnya.

 

“Nantinya di tengah areal kebun akan dibangun pabrik gula dengan kapasitas 12.000 TCD yang direncanakan produksi mulai 2013.”

 

Untuk memenuhi kapasitas produksi itu dibutuhkan pasokan bahan baku dari setidaknya 25.000 ha lahan tebu. Karena itu mulai tahun ini akan dibuka 6.000 ha sampai 8.000 ha kebun tebu setiap tahunnya.

 

Jika semua lancar produksi gula pada tahap awal ditargetkan mencapai 170.000 ton gula kristal putih dan 80.000 ton molasses untuk bahan baku ethanol, bumbu masak dan sebagainya.

 

“Itu sebabnya kami berharap izin prinsip segera keluar untuk memulai semua rencana tersebut sesuai jadwalnya.”

 

Sebelumnya Rajawali Corp, lanjut Heru, sudah menanamkan investasi perkebunan kelapa sawit di Keerom, Papua, dan di Sorong Selatan, Papua Barat.

 

Sejauh ini grup usaha yang memulai bisnis sekitar 1980 tersebuti dikenal sebagai perusahaan holding investasi yang memiliki 9 unit usaha yang bergerak di berbagai bidang seperti internet solution provider, hotel dan resorts, properti, perkebunan, pertambangan, dan transportasi.

 

Oleh      : Heru Priyono

Sumber : Bisnis

Logo KPBN

Contact Us

Jl. Cut Meutia NO. 11, RT. 13, RW. 05, Cikini, Menteng, Kota Jakarta Pusat, DKI Jakarta. Kode Pos. 10330

(021)3106685, (021)3907554 (Hunting)

[email protected]

PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara

Social Media

© Inacom. All Rights Reserved.