KPBN News

Transaksi Derivatif CPO Meningkat



Dalam tiga hari terakhir, volume transaksi kontrak berjangka CPO di bursa Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) atau Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI) tembus 1.000 lot per harinya.

Bahkan pada perdagangan Selasa tercatat sebanyak 1.500 lot. Pada perdagangan hari ini, hingga pukul 15.46 WIB, volume transaksi kontrak CPO di ICDX tercatat sebanyak 1.315 lot, yakni 125 lot untuk kontrak pengiriman Oktober dan 1.190 lot untuk kontrak pengiriman November dengan harga Rp7.150 per kilogram atau minus 165 poin.

Direktur Utama ICDX Megain Wijaya mengatakan meningkatnya volume transaksi kontrak CPO (berkode CPOTR) ini dipicu kesadaran investor yang menilai pergerakan harga di bursa mencerminkan pasar.

“Mereka akhirnya mulai masuk karena melihat harga sudah merefleksikan pasar, dengan demikian mereka mulai berani bertransaksi,” kata Megain kepada Bisnis, hari ini.

Dia menambahkan selama ini mereka masih takut bahwa harga yang terjadi di ICDX tidak mencerminkan pasar, sehingga bisa menyebabkan untung atau rugi di luar kewajaran. Namun saat ini pasar CPO sudah kembali likuid, karena pedagang sudah mulai aktif bertransaksi.

Megain menambahkan ada 7 anggota yang aktif bertransaksi kontrak CPO di ICDX, sehingga dapat mendongkrak volume transaksi. “Ini baru 7 perusahaan, bagaimana kalau semua anggota, 30 perusahaan, seluruhnya aktif bertransaksi. Pasti volumenya lebih tinggi lagi,” kata dia.

Menurut dia, faktor lainnya yang mendongkrak minat masyarakat bertransaksi kontrak CPO yakni faktor harga. Harga kontrak CPO kembali terkoreksi hingga ke level terendah satu bulan dipicu persediaan di Malaysia, produsen terbesar kedua setelah Indonesia, meningkat setelah ekspor berkurang.

Untuk kontrak pengiriman November, harga turun 0,5% menjadi RM2.497 (US$796) per ton di Malaysia Derivatives Exchange, level terendah sejak 30 Juli. Harga kontrak sudah terpangkas 8,4% dari level tertinggi 15 bulan pada 9 Agustus di level RM2.501.

“Ekspor tidak mendukung dan berdampak pada persediaan. Demikian juga dari sisi eksternal, koreksi harga minyak mentah turut menekan harga CPO,” kata Ivy Ng, analis CIMB Investment Bank Bhd seperti dikutip Bloomberg.

Ekspor CPO Malaysia turun 7,6% menjadi 992.319 per ton periode 1-25 Agustus 2010, sedangkan pada 1-25 Juli masih 1.074.329 ton, menurut data cargo surveyor Intertek. Societe Generale de Surveillance menyatakan pengiriman turun 14,9% menjadi 939.456 ton pada periode yang sama.

Semakin dekatnya penerapan peraturan mengenai kewajiban transaksi kontrak komoditas minimal 5% di bursa berjangka ternyata berdampak positif bagi volume transaksi di ICDX.

Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) melalui SK No.71/8/2009, mewajibkan seluruh pelaku pasar berjangka dalam negeri untuk bertransaksi kontrak berjangka komoditas minimal 5% dari total transaksi perusahaan per bulan. Peraturan ini mulai berlaku pada 1 September 2010.

Oleh : Megain Wijaya (ICDX)
Sumber : Bisnis Indonesia