KPBN News

Pemerintah Dinilai Konservatif Susun Prognosa Ekonomi



Chairul Tanjung, Pemilik CT Corporation, menuturkan pemerintah selalu membuat prognosa makro ekonomi yang positif, meski hasilnya biasanya lebih tinggi dari proyeksi tersebut.

`Pemerintah itu selalu konservatif. Artinya, kenyataanya biasanya lebih tinggi dari pemerintah, karena kalau lebih rendah bisa tidak terpilih lagi. Jadi [prognosanya] harus lebih rendah supaya hasilnya lebih tinggi dan mengklaim berhasil,` ujarnya dalam Seminar Bisnis Indonesia-BNI Economic Outlook 2011, hari ini.

Pemerintah, ujar Chairul, kalah berani dengan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Komite Ekonomi Nasional (KEN) dalam memandang prospek ekonomi Indonesia. IMF mengestimasi rata-rata pertumbuhan PDB Indonesia dalam periode 2009-2015 akan berkisar 12,8%. Sementara KEN, meyakini rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga 2015 di kisaran 15%.

`Pemerintah meyakini PDB nominal US$1 triliun pada 2014, kalau mengikuti proyeksi IMF itu sudah tercapai pada 2013. Sementara KEN dengan average pertumbuhan PDB-nya 15%, maka pada 2015 PDB nominal Indonesia sudah sebesar US$1,4 triliun, dan pada 2010 atau 10 tahun dari sekarang berada di atas US$2 triliun,` tuturnya.

Menurutnya, bangsa Indonesia sering menilai bahwa potensi ekonominya tidak lebih besar dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia Tenggara. Padahal saat ini kontribusi perekonomian Indonesia terhadap perekonomian Asia Tenggara berkisar 40-42%.

`Pada 2015 (diperkirakan kontribusi ekonomi Indonesia di Asean) jadi 50%-an dan 2020 pasti sudah di atas 60% dari total ekonomi Asean. Jadi size economy Indonesia is very big,` katanya.

Untuk itu, lanjut dia, waktunya Indonesia mempertegas posisinya di forum-forum regional dan global, seperti di Asean dan G20. `Karena kita sebentar lagi akan menguasai 60% ekonomi Asean, maka mereka harus anggap kita saudara tua.`

Oleh : Chairul TanjungSumber : Bisnis