Asumsi Pertumbuhan Ekonomi 2010 Belum Berubah
`Sampai sekarang belum ada perubahan target pertumbuhan ekonomi,` ujarnya dalam talkshow Membedah APBN 2010 di Gedung Kementerian Keuangan Jakarta, Senin.
Dalam acara yang dipandu Direktur Utama LKBN ANTARA Ahmad Muhklis Yusuf ini, Anggito menjelaskan banyak yang berpendapat pertumbuhan ekonomi Indonesia memiliki potensi untuk meningkatkan angka 5,5 persen, namun saat ini pemerintah masih mempertahankan asumsi makro tersebut.
Menurut Anggito, angka tersebut dapat berubah apabila ada pembahasan lebih lanjut dan bukti menguatkan bahwa pertumbuhan ekonomi dapat mencapai angka lebih tinggi.
`Kita masih menunggu data Januari, Februari, maupun Maret. Nanti kita lihat kalau memang menunjukan tren positif, termasuk perkembangan ekonomi dunia maupun domestik,` ujarnya.
Ia juga mengatakan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,5 persen pada 2010 telah mempertimbangkan pemberian stimulus fiskal 0,6 persen yang akan digunakan untuk sektor perpajakan, kepabeanan maupun belanja subsidi.
Untuk menjaga target pertumbuhan ekonomi, pemerintah akan tetap memberikan insentif kepada investor, melakukan perubahan belanja apabila diperlukan dan melakukan ekspansi dalam sektor riil seperti membangun industri gula untuk menjaga ketersediaan pasokan dan menampung lapangan pekerjaan.
`Intinya melakukan revitalisasi industri untuk trade defence agar industri tumbuh dan tidak kalah bersaing dengan produk impor,` ujar Anggito.
Ekonom Standard Chartered, Fauzi Ichsan mengatakan, investor saat ini masih melihat kebijakan fiskal Indonesia cukup bagus asalkan pemerintah mampu menjaga defisit APBN masih di bawah tiga persen.
Ia juga memprediksi IHSG dapat tembus ke angka 3.000, serta kurs rupiah diprediksi akan meningkat pada semester kedua 2010 pada kisaran Rp8.800-RP8.900 per dolar AS.
`Dengan kondisi ini target pertumbuhan ekonomi dapat mencapai 5,5 persen dengan deviasi ke atas sekitar 5,7-5,8 persen, sedang inflasi mencapai 5,5 persen dengan asumsi kenaikan harga BBM telah terjadi,` ujarnya.
Fauzi mengingatkan pertumbuhan ekonomi juga sangat tergantung bagaimana hubungan pemerintah dengan DPR saat ini dan diharapkan hubungan keduanya dapat membaik sehingga kebijakan fiskal yang diharapkan dapat lebih efektif.
`Hubungan baik antara pemerintah dan DPR harus lebih baik, sehingga kebijakan fiskal diharapkan makin efektif karena dalam tiga bulan terakhir investor melihat hubungan ini kurang baik,` ujarnya.
Sumber: ANTARA
-----------------
Rabu, 17 Pebruari 2010 14:24 WIB
Bank Dunia Bantu Indonesia 25 Milyar Dolar
Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan Mulia Nasution mengungkapkan, bantuan pinjaman Bank Dunia (World Bank) untuk Indonesia telah mencapai angka 25 miliar dolar AS.
`Sejak 1967, Bank Dunia telah mendanai 280 program pembangunan di semua sektor dengan nilai mencapai 25 miliar dolar yang telah diterima pemerintah Indonesia dari Bank Dunia,` ujarnya dalam `Procurement Workshop` di Jakarta, Rabu.
Mulia menyebut peran serta Bank Dunia sangat besar dalam mendukung pembangunan infrastruktur untuk kebutuhan pembangunan ekonomi, dengan tujuan utama menurunkan tingkat kemiskinan dan pengangguran.
Ia mengatakan dalam 20 tahun pertama, pinjaman tersebut dipergunakan pemerintah untuk membangun infrastruktur bidang energi, industri, dan pertanian.
`Namun sejak krisis 1998, terjadi perubahan dalam pola pemberian pinjaman Bank Dunia kepada Indonesia yaitu hanya 460 juta dolar AS pinjaman tahunan,` ujarnya.
Pinjaman itu akhirnya digunakan pemerintah untuk membiayai bidang kesehatan, pendidikan, lingkungan, serta pembangunan sosial dan pemerintahan pada semua bidang.
Mulia menambahkan, selain program pinjaman, Bank Dunia juga memiliki program hibah untuk rekonstruksi Aceh dan Nias lebih dari 1 milyar dolar AS dalam 133 dana perwalian (trust fund) dengan dana terbesarnya 650 juta dolar AS.
`Hibah terbesar itu dalam bentuk Multi Donor Fund for Reconstruction of Aceh and Nias,` ujarnya.
Mulia menambahkan pada 2009, pembiayaan program pemerintah dari luar negeri mencapai 4,5 persen dari belanja pemerintah pusat atau Rp28,4 triliun, sedangkan untuk 2010, jumlahnya meningkat menjadi Rp33,2 triliun dari belanja pemerintah pusat tahun 2010 yang mencapai Rp725,2 triliun.
`Itu untuk pembangunan baik fisik maupun nonfisik,` ujarnya.
Bank Dunia telah memberikan pinjaman kepada 11 Kementerian/Lembaga (K/L) dengan total proyek 23 di mana Kementerian Pekerjaan Umum mendapatkan proyek terbanyak dengan 9 proyek.
Penyerapan terbesar pinjaman Bank Dunia didapatkan Kementerian Kesehatan yang telah menyerap 95,39 persen dari jumlah pinjaman sedangkan penyerapan terendah 33 persen diperoleh Kementerian Pendidikan Nasional.
Menurut data Bappenas, rekapitulasi kinerja pelaksanaan pinjaman luar negeri dari Bank Dunia pada 2009 serapannya mencapai 82,61 persen dan penarikan kumulatif mencapai 74,28 persen.
Sedangkan pembagian pinjaman luar negeri untuk pendanaan pembangunan bersumber dari Bank Dunia hingga akhir 2009 mencapai 17,71 persen untuk pinjaman proyek.
Sumber : ANTARA