KPBN News

MINYAK SAWIT: Astra Agro akan bangun pabrik pengolahannya tahun depan


Direktur Utama PT PT Astra Agro Lestari, Tbk. Widya Wiryawan mengatakan margin di subsektor downstream minyak sawit sebenarnya sangat kecil.
`Akan tetapi ada kebijakan pajak ekspor, dan kami ingin memanfaatkannya,` katanya dalam acara CEO & Entrepreneurial Development Forum di Institut Pertanian Bogor, Selasa (6/6)
Widya tidak mengungkapkan besaran investasi yang disiapkan untuk pembangunan pabrik revinery tersebut.
Menurutnya, pabrik tersebut akan dibangun di Tanjung Bakau, Palu, sebagai bagian dari pengembangan klaster Astra Agro Lestari.
`Kami telah membangun pelabuhan. Panti di sana merupakan pakai laut dalam. Pelabuhan ini untuk menunjang ekspor ke Asia Timur, seperti China,` katanya.
Menurutnya, pasar minyak sawit dan turunannya lebih banyak di Asia. Adapun Eropa hanya 3 juta ton, sementara AS tak mengimpor minyak nabati ini, demikian juga Australia.(api)
+++++++++++++++++++


ASTRA AGRO lirik karet dan gula untuk diversifikasi usaha Selasa, 05 Juni 2012 | 15:09 WIB


BOGOR: PT Astra Agro Lestari Tbk melirik karet dan gula sebagai jenis komoditas potensial untuk ekspansi bisnisnya.


Direktur Utama PT PT Astra Agro Lestari Tbk Widya Wiryawan mengatakan karet merupakan komoditas yang terkait dengan usaha grup di sektor otomotif.


`Pengembangan karet merupakan bagian dari sinergi dalam grup Astra untuk membangun pabrik ban,` katanya dalam acara CEO & Entrepreneurial Development Forum di Institut Pertanian Bogor, Selasa (5/6)


Adapun pilihan gula sebagai komoditas ekspansi, katanya, merupakan bagian dari langkah mendukung program pemerintah dalam mewujudkan swasembada gula.


Sejauh ini, AAL masih mencari lahan untuk pengembangan komditas tersebut.


Widya mengatakan pihaknya pernah mendapatkan tawaran untuk mengembangkan sorgum sebagai bahan baku gula karena yieldnya lebih bagus, termasuk relatif tidak memtuhkan lahan subur.


Namun, komoditas tersebut tidak memiliki keunggulan komparatif dengan negara lain.


`Industri gula (tebu) masih bisa survive karena mendapatkan dukungan dari pemerintah,` katanya.


Adapun untuk ekspansi sawit, lanjutnya, AAL masih mencari areal untuk ekspansi.


Dia mengatakan sempat menjadi lahan di Papua, akan tetapi sebagian besar lahan merupakan milik adat.


Di Kamboja, meski etika kerjanya sangat bagus tetapi lahannya kurang cocok, sedangkan di Afrika iklimnya yang masih sering terjadi peperangan kurang mendukung.

`Akuisisi bukan menjadi pilihan kita,` katanya. (arh)

Oleh : Widya Wiryawan, Dirut PT AALSumber : bisnis.com