KPBN News

Sampoerna-Bosowa garap kebun sawit



Dia menjelaskan kedua perusahaan telah menyiapkan dana segar US$300 juta untuk memulai bisnis bersama tersebut, sedangkan sisanya US$700 juta akan diupayakan dari pinjaman perbankan. Kepemilikan saham awal, 50% Sampoerna dan 50% Bosowa.

CEO Bosowa Corporation Erwin Aksa mengatakan pembangunan kebun kelapa sawit-seluas 200.000 hektare (ha)-tersebut merupakan tahap pertama dari rencana eksploitasi hingga 2,7 juta ha lahan tidur di Sulsel, Sultra, Sulteng, dan Sulbar.

Di atas lahan seluas itu, Sampoerna-Bosowa juga menggarap tanaman singkong untuk biodiesel dan padi hibrida.

Erwin Aksa mengungkapkan ini bisnis jangka panjang. Untuk masuk ke empat provinsi itu butuh waktu lima sampai 10 tahun. Ada 2,7 juta hektare lahan yang tersedia di Sulawesi, yang laik untuk sawit dan siap digarap sekarang 200.000 ha masing-masing di Mamuju (Sulbar), Sultra, dan beberapa di Sulteng.

`Yang lainnya [singkong dan padi hibrida] masih kami kaji,` ujarnya seusai penandatanganan nota kesepahaman di Makassar, kemarin.

Menurut Erwin, lahan seluas 200.000 ha saat ini sudah tersedia dan akan mulai ditanami pada pertengahan Desember mendatang.

Dalam acara business to business itu, Mentan Anton Apriyantono dan sejumlah gubernur serta bupati dari provinsi terkait hadir. Dari pihak Sampoerna, tampak Chairman Putera Sampoerna, CEO Sampoerna Strategic-kendaraan bisnis keluarga Sampoerna- Michael Sampoerna, dan CEO Sampoerna Agri Resources Sugiarta Gandasaputra.

Sugiarta mengemukakan pihaknya berharap bisnis di Sulawesi itu berlangsung dalam jangka panjang sesuai komitmen Sampoerna memperlebar sayap ke bisnis? pertanian.?

Sejak melepas sahamnya di PT H.M. Sampoerna Tbk. kepada Philip Morris, senilai Rp18,5 triliun yang sekaligus dianggap sebagai transaksi bisnis terbesar di Tanah Air pascakrisis 1998, keluarga Sampoerna dikabarkan terus menjajaki berbagai kemungkinan investasi, seperti pertanian dan infrastruktur.

Sumber: Bisnis Indonesia