Indeks Terpelanting. Krisis Eropa tekan ekspektasi pemulihan ekonomi dunia
Seluruh indeks sektoral melemah dengan koreksi terbesar mendera sektor pertambangan sebesar 4,89%, disusul sektor perkebunan dan industri aneka masing-masing sebesar 4,29% dan 4,19%.
Analis PT Panin Sekuritas Tbk Purwoko Sartono menilai koreksi di pasar saham itu dipicu pelemahan bursa regional, yang diperkirakan masih berlanjut dalam beberapa waktu mendatang mengikuti perkembangan krisis utang Eropa.
`Pembatasan aksi transaksi terbuka (naked short selling) oleh Pemerintah Jerman memicu turunnya Euro dan harga minyak. Sebagai salah satu kawasan ekonomi terbesar, krisis Eropa berdampak ke kawasan lain,` ujarnya di Jakarta, kemarin.
Nilai transaksi harian kemarin menembus Rp4,98 triliun, menyusul koreksi 190 saham dan kenaikan 27 lainnya. Penjualan asing mencapai Rp1,75 triliun dengan pembelian Rp1,21 triliun, menyisakan penjualan bersih Rp540 miliar.
Saham yang menguat kebanyakan saham emiten lapis kedua seperti PT Sumi Indo Kabel Tbk yang naik Rp220 menjadi Rp1.130, dan PT Unggul Indah Cahaya Tbk naik Rp200 menjadi Rp2.550.
Sebaliknya, harga saham unggulan terpelanting seperti PT Indo Tambangraya Megah Tbk turun Rp2.100 menjadi Rp34.800 dan PT Astra Internasional Tbk melemah Rp1.900 menjadi Rp39.600.
Kepala Riset PT Bhakti Securities Edwin Sebayang mengatakan pada periode ini bursa dunia dapat terkoreksi 10%-15% dari level tertinggi, dipicu aksi ambil untung.
Namun, Edwin menekankan, krisis Yunani tidak akan menggoyang performa IHSG. Posisi indeks pada 18 Mei dibandingkan dengan penutupan pada 29 Desember 2009 menunjukkan bursa tumbuh 11,83%, jauh meninggalkan bursa-bursa lain yang justru menunjukkan pelemahan seperti indeks Hang Seng yang turun 7,22% dan Nikkei 225 turun 2,88%.
Wahyu Tribowo Laksono, analis PT Askap Futures mengatakan meluasnya krisis Yunani telah mendongkrak minat investor melakukan perubahan risiko, yang berujung pada jatuhnya euro dan harga minyak.
Oleh : Purwoko Sartono
Sumber : Arif Gunawan S - Bisnis.Com