Harga CPO Masih Akan Fluktuatif Konsumen Mulai Khawatir Lonjakan
`Memang, kenaikan harga CPO sekarang bukan permanen. Namun, pemerintah tetap perlu menyiapkan langkah mengantisipasi harga yang terus fluktuatif,` ujar Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Akmaluddin Hasibuan di Jakarta, Senin (13/8).
Kebijakan stabilisasi harga domestik sebaiknya dibuat sebelum harga minyak goreng menjadi tak terkendali. Saat ini, pembeli masih menunggu realisasi produksi CPO Indonesia dan Malaysia akhir Agustus ini.
Jika produksi terganggu cuaca, maka pedagang segera merealisasikan pembeliannya. Kondisi itu bisa melonjakkan harga.
Saat ini, harga CPO di pasar Kuala Lumpur 732 dollar AS per ton, sedangkan lelang lokal di Kantor Pemasaran Bersama PT Perkebunan Nusantara (PTPN) tercatat Rp 7.312 per kilogram (kg).
Menurut Akmaluddin, stabilisasi harga hanya bisa optimal jika pemerintah membuat dasar hukum yang mengikat seluruh produsen CPO dan minyak goreng.
Saat ini, harga minyak goreng curah di Kota Sukabumi menembus Rp 9.000 per kg. Konsumen di Jakarta mulai mengkhawatirkan kenaikan harga minyak goreng curah sekitar Rp 100-Rp 200 per liter per hari.
`Saya khawatir menjelang Puasa dan Lebaran harga sudah sangat tinggi,` ujar Sonya (31) yang berbelanja di Kebayoran Lama.
Belum melonjak
Berkaitan dengan rencana pemerintah memanggil produsen CPO untuk mengklarifikasi pajak periode 2005-2006, Gapki mendukungnya. `Namun, harus diingat lonjakan harga CPO baru terjadi mulai Februari 2007 hingga sekarang. Pada 2005-2006, harga CPO relatif stabil pada kisaran Rp 3.600-Rp 4.200 per kilogram,` kata Akmaluddin.
Secara terpisah, Dirjen Pajak Darmin Nasution menegaskan, pemanggilan pengusaha di sektor yang sedang tumbuh pesat untuk mengejar target penerimaan tahun 2007 sebesar Rp 430,52 triliun. `Setelah pengusaha CPO, kami akan memanggil pengusaha konstruksi dan pengembang,` ujar Darmin.
Sumber: Kompas