KPBN News

RI akan bangun tangki CPO di Cina

JAKARTA (KPB): Deperindag diketahui sedang memfasilitasi Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia dalam pendirian tangki penimbunan crude palm oil dan produk turunannya di pelabuhan tujuan di Cina yang dibangun di bonded zone.
Pendirian tanki penimbunan itu diungkapkan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Rini MS Soewandi dalam rapat kerja dengan Komisi V DPR, pekan lalu.
Program itu, menurut Rini, merupakan salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan ekspor CPO dan produk turunannya ke Cina, mengingat potensi ekspor CPO dan produk turunnya ke negeri berpenduduk sekitar 1 miliar.
`Kita memang sedang memfasilitasi pendirian tangki penimbunan di pelabuhan tujuan yang menurut rencana dibangun di Shanghai dan Ningbo, dalam mengantisipasi just in time delivery.`
Tidak ada penjelasan rinci tentang kapan proyek tanki penimbunan itu terealisasi dan seberapa besar nilai investasi yang ditanamkan pelaku CPO Indonesia.
Data Deperindag mengungkapkan, produksi CPO Indonesia saat ini adalah sebesar 9,6 juta ton sedangkan kebutuhan dalam negeri sebesar 6 juta ton.
Selain Cina, negara tujuan ekspor utama CPO Indonesia al. India, Belanda, Malaysia, Spanyol, Pakistan, Italia, Singapura, Jerman.
Data Deperindag menunjukkan, nilai ekspor CPO dan produk turunannya dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan signifikan. Pada 2003, nilai ekspor CPO mencapai US$1.007.928,000, PKO US$204.388.000, palm kernel oil (PKO) lainnya US$57.522.000, palm oil US$1.375.247.000, fatty acid US$66.170.000.
Upaya penetrasi lainnya, menurut Rini, mendorong sejumlah perusahaan domestik yang memproduksi bahan baku dasar oleokimia (gliserol dan fatty acid) melakukan aliansi strategis dengan perusahaan multi nasional guna kepentingan pemasaran dan permodalan membangun industri oleokimia (alkohol sulfat, alkohol etoksilat) sebagai bahan dasar industri lanjutan seperti industri surfactan, kosmetika, farmasi, sabun, tekstil, kertas dan cat dalam negeri maupun ekspor.
Sementara itu, pelaku industri oleochemical menyayangkan tidak adanya usulan pemerintah menurunkan Bea Masuk produk turunan CPO itu ke Cina, sehingga penetrasi pasar oleochemical Indonesia ke negara itu mengalami kendala yang cukup berat karena tingginya BM 16%.
H. Mohammad Taha, direktur PT Cisadane Raya Chemicals, anggota Asosiasi Produsen Oleochemical mengungkapkan, sebenarnya Indonesia dapat melakukan upaya penurunan BM 16% menjadi 10%, seperti dilakukan pemerintah dan pelaku industri Malaysia yang berhasil menurunkan BM 16% menjadi 10%. (yus) (mes)

Sumber : http://www.bisnis.com