PTPN VI cari lahan untuk perluas kebun sawit
Direktur Pemasaran PTPN VI Ramlan Nasution mengungkapkan perusahaanya sejak lima tahun terakhir berupaya meningkatkan produksi kelapa sawit dengan mengonversi lahan karet yang tidak produktif ke tanaman sawit. Sampai saat ini, konversi lahan untuk kelapa sawit mencapai seluas 10.000 hektare (ha).
`Akibatnya, luas lahan yang akan dikonversi ke sawit pada 2007, habis. Perlu mengembangkan areal baru,` ujar Nasution di Jakarta, pekan lalu.
PTPN VI akhirnya mengambil keputusan perluasan lahan kelapa sawit rakyat di Pasaman, Sumatra Barat seluas 6.000 ha. `Sebagai alternatif peningkatan produksi setelah habisnya lahan milik BUMN,` ujarnya.
Menurut dia, program itu sekaligus untuk pemberdayaan petani setempat karena adanya insentif harga sekaligus memenuhi kebutuhan tandan buah segara (TBS) pabrik pengolahan milik PTPN VI.
Dia menjelaskan saat ini di Jambi dan Sumbar, persaingan untuk mendapatkan TBS sangat kompetitif. Terutama dengan swasta.
Saat ini, menurut dia, harga BTS di atas Rp1.000 per kg. Bahkan ada perusahaan tertentu yang membeli Rp1.060 per kg. `Padahal, Rp1.020 per kg, petani untung,` ujar Nasution.
Nasution optimistis dengan pola kerja sama lahan sawit dengan petani, kebutuhan buah sawit pabrik PTPN VI akan terpenuhi.
Dia memproyeksikan jika kapasitas produksi minyak sawit PTPN VI selama ini 65%-75% akibat ketatnya persaingan mendapatkan TBS dari petani sawit, tahun ini akan mencapai kondisi ideal. `Kami perkirakan akan naik menjadi 90%,` ujar dia.
Sepanjang 2006, menurut dia, PTPN VI melakukan ekspor sekitar 40.000 ton crude palm oil (CPO). Tetapi, katanya, ekspor tersebut dilakukan secara tidak langsung. Di mana pembelilah yang mengekspor CPO yang dibeli dari PTPN VI. `Potensi ekspor secara langsung sebenarnya cukup besar,` ujarnya.
Tetapi, menurut dia, selama ini dilakukan oleh pihak ketiga (pembeli). `Ekspor langsung kami baru sekitar 500 ton-1.000 ton,` ungkapnya.
Sumber: Bisnis Indonesia