Pantai Gading Akan Lanjutkan Pelarangan Ekspor Kakao
Harga kontrak kakao pada bursa New York naik seiring kekhawatiran pasokan dari Pantai Gading akan mengalami gangguan lebih lanjut karena pemerintah melanjutkan larangan ekspor. Pantai Gading adalah produsen terbesar kakao dunia dengan total produksi mencapai 1,3 juta ton.
Alassane Quattara, presiden terpilih yang diakui dunia melalui pemilihan umum presiden November 2010, akan memperpanjang larangan ekspor kakao yang berlaku sejak 23 Januari dan rencananya berakhir pada pekan ini. Hal itu dikatakan Malick Tohe, penasihat kakao untuk Quattara, pada hari ini. Sebelum hari ini, harga komoditas tersebut telah naik 25% sejak November 2010.
Jack Scoville, Vice Presiden pada Price Futures Group Inc. di Chicago, menilai harga kakao akan tetap mengapung mengingat masalah politik di negara tersebut yang terlihat tidak kunjung berakhir.
“Ekspor dari negara tersebut menjadi tidak mungkin. Makanya orang-orang khawatir terhadap kerusakan biji kakao,` ujarnya seperti dikutip Bloomberg, hari ini.
Harga kontrak kakao untuk pengiriman Mei naik US$87 atau 2,5% menjadi US$3.586 per metrik ton pada ICE Futures US di New York, setelah menyentuh US$3.608 per metrik ton yang merupakan posisi tertinggi sejak Januari 1979.
Nurnowo Paridjo, Direktur Perlindungan Tanaman Kementerian Pertanian RI mengatakan kenaikan harga kakao juga terjadi di tingkat petani di Indonesia. Saat ini harga kakao di tingkat petani mencapai Rp27.000 per kg, melonjak hampir dua kali lipat dari harga pada tahun lalu di kisaran Rp15.000 per kg.
Dia menilai Indonesia dapat mengambil peluang dari kebijakan pelarangan ekspor yang dilakukan oleh Pantai Gading tersebut
Oleh : Zulfelfi Sikumbang,(Askindo)Sumber : Bisnis.